Kemendikbud seharusnya mampu membongkar siapa penulis soal tersebut dan siapa aktor intelektual di belakang semua itu, karena ada 3 juta pemilih pemula yang melakukan ujian yang membaca soal tersebut dan itu ditengarai dan dianggap  khalayak sebagai ajang kampanye yang membela salah satu kandidat capres yang akan maju dalam pertarungan kursi presiden nanti.
Disamping hal tersebut, perlu adanya penekanan mulai saat ini tidak boleh ada lagi politisasi di dalam dunia pendidikan, karena hal itu bukan saja mencoreng UN, atau dunia pendidikan, karena lewat saran UN dunia pendidikan dapat dijadikan sebagai ajang  pencitraan atau sebaliknya sebuah kampanye hitam yang justru menjatuhkan lawan politiknya.
Para siswa pun merasa dirugikan karena ulah pemerintah yang tidak dapat mampu menjaga independensi  UN itu sendiri , lalu untuk apa lagi ada UN jika UN tersebut telah ditunggangi oleh kepentingan politik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H