Mohon tunggu...
Dinda Zulyarnis
Dinda Zulyarnis Mohon Tunggu... Mahasiswa - STIKes MITRA KELUARGA

hobi membaca, menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Burnout pada Pelajar dalam Menghadapi Pembelajaran Daring

13 Oktober 2022   11:58 Diperbarui: 13 Oktober 2022   12:08 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Permasalahan pandemi COVID-19 memiliki dampak yang signifikan terhadap semua bidang. Salah satunya, dalam bidang pendidikan terjadinya perubahan pada metode pembelajaran yaitu onsite menjadi daring sebagai pendukung penerapan kegiatan physical distancing yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Perubahan metode membuat pelajar harus beradaptasi dengan kondisi situasi saat ini.

Permasalahan pada metode daring yaitu tekanan dalam belajar secara mandiri, perlunya konsentrasi tinggi dalam memahami penjelasan pengajar secara online, merasa lelah dengan tugas banyak dan signal yang tidak stabil pada saat pembelajaran berlangsung (Andiarna & Kusumawati, 2020).  

Perubahan metode pembelajaran berdampak pada psikologis remaja dimana akan berdampak pada kesehatan mental yaitu gejala stress. Arti dari stress itu sendiri adalah kondisi seseorang yang mengalami ketidakseimbangan karena ketidaksesuaian antara apa yang diinginkan dengan kenyataan dan mempengaruhi perilaku individu tersebut. 

Masalah pada saat ini adalah tuntutan-tuntutan yang dibebankan dengan model belajar secara daring menimbulkan tekanan dan gejala stress pada remaja. Gangguan dari stress tersebut berdampak pada gangguan sulit tidur, sakit kepala, gelisah, mudah marah dan kelelahan fisik (Kartika, 2020).

Stress merupakan kondisi psikologis yang dirasakan semua individu. Faktor pemicu stress berbeda-beda dalam permasalahan di masa pandemi COVID-19. Adaptasi mengenai metode proses pembelajaran juga dapat memberikan dampak stress bagi pelajar. 

Pandemi yang membatasi remaja untuk tatap muka berinteraksi sosial sehingga menjadi pemicu stress karena merasa dirinya kurang adanya dukungan sosial. Stress juga dapat merujuk pada tekanan maupun tuntutan untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri pada lingkungan. Dampak dari stress kepada diri sendiri yaitu kondisi fisik, psikologi, dan mengancam keseimbangan fisiologis (Barseli dkk, 2020).

Faktor penyebab stress pada saat pembelajaran jarak jauh salah satunya adalah faktor lingkungan, dimana pelajar hanya dapat melakukan kegiatan di rumah/kostan yang berebeda dengan kondisi pada saat pembelajaran tatap muka di kelas. 

Kurang efektifnya lingkungan menjadi permasalahan dalam meningkatkan konsentrasi pada pembelajaran karena ruangan yang sempit serta kejenuhan pelajar dalam menghadapi metode pembelajaran secara daring. 

Kejenuhan dalam belajar disebabkan setiap harinya menatap layar laptop kemudian mengerjakan tugas. Hal ini membuat pelajar lebih sensitif. Perilaku akibat dari kejenuhan pembelajaran dapat berupa mudah marah, stress, mudah terluka dan mudah frustasi (Kartika, 2020).

Faktor pemicu individu mengalami stress berasal dari tekanan orang tua, persepsi beban tugas, keyakinan diri akan ketepatan pengambilan keputusan dan manajemen waktu. Stress pada akademik dapat berdampak negatif juga berupa motivasi belajar menurun, pengaruh kualitas tidur yang buruk, dan terjadinya penurunan kinerja pada bidang akademik (Maajida Aafreen dkk, 2018). Selain itu, pembelajaran jarak jauh menggunakan internet dengan kuota yang banyak. 

Model pembelajaran online dapat membebani pelajar dari segi mental dan biaya. Sebagian pelajar juga ada yang terbatas membeli kuota karena kondisi keuangan keluarga di masa pandemi (Moh, 2020).

Pandemi COVID-19 dapat merubah dalam hubungan keluarga renggang karena tugas akademik yang banyak. Lebih banyak melakukan pekerjaan sendiri yang mengakibatkan komunikasi jarang sehingga konsep diri, aktualisasi diri dan untuk memperoleh kebahagian sulit teralisasikan dengan baik. Penyebabnya tekanan dan stress bermunculan pada diri sendiri akibat perubahan metode pembelajaran (Watuliu, 2015).

Kejenuhan yang dialami oleh pelajar di masa pandemi COVID-19 sering disebut burnout. Burnout memiliki arti yaitu dalam menjalani suatu pekerjaan dengan rasa jenuh serta perubahan adaptasi meningkatkan faktor stres dan menurunkan motivasi dalam pembelajaran. Hal ini dapat menimbulkan jenuh dalam belajar sehingga membatasi ruang remaja dalam menambah wawasan. 

Menurut beberapa pendapat ahli, burnout dapat di definisikan sebagai kelelahan secara fisik, emosional dan mental sebagai akibat dari keterlibatan diri dalam jangka waktu panjang terhadap situasi yang penuh tuntutan emosional. Kejenuhan pembelajaran daring berdampak juga pada menurunnya motivasi belajar. Rendahnya motivasi akan mempengaruhi hasil dari proses pembelajaran. Oleh karena itu, permasalahan motivasi belajar perlu mendapat perhatian khusus agar tetap berjalan dengan baik (Agustina & Kurniawan, 2020).

Motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat meningkatnya prestasi pada remaja yaitu adanya dukungan orang tua dan konsep diri. Dukungan orang tua sangatlah penting agar anak mampu mendapatkan prestasi belajar yang baik dan sesuai harapan. Sehingga apa yang menjadi cita-cita dapat terwujud karena dengan dukungan orang tua anak akan merasa dihargai dan diperhatikan oleh orang tua mereka. Selain itu, konsep diri juga mempengaruhi peningkatan motivasi belajar. 

Dimana seseorang berkonsep diri negatif maka memiliki sikap yang pesimis terhadap kompetisi sehingga enggan untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Begitu pula sebaliknya apabila seseorang mempunyai konsep diri positif maka memiliki tujuan hidup yang tertata dan masuk akal sehingga dirinya dapat mengukur kemampuannya secara objektif dalam meraih tujuan yang akan dicapainya (Agustina & Kurniawan, 2020).

Masa pandemi COVID-19 merubah perilaku hidup manusia di semua sektor. Salah satunya yaitu sektor pedidikan, dimana metode pembelajaran lebih memanfaatkan teknologi agar kegiatan belajar mengajar tidak terhambat. Di sisi lain, pemanfaatan teknologi semakin canggih membuat pelajar mengalami burnout karena stressnya permasalahan yang harus dihadapi di masa pandemi COVID-19. Dari permasalahan tersebut agar terhindar stress yang berkepanjangan, perlunya koping dari dalam diri untuk tidak mengalami stress berkepanjangan supaya mental health tetap terjaga (Kartika, 2020).

Mengatasi burnout dapat dilakukan dengan cara mengontrol diri dan emosi yang akan mengoptimalkan kemampuan dan kekuatan dimiliki individu. Perlunya mengelola pemikiran atas tuntutan-tuntutan yang berasal dari lingkungan maupun orang lain sehingga seseorang dapat menghapi permasalahan dengan tenang dan tidak stress dalam menghadapi situasi penuh tekanan. Tekanan yang dihadapi seseorang dapat dikonseptualisasikan dari berbagai hal yang dihadapinya (Moh, 2020).

Kondisi pada saat seseorang mengalami kejenuhan akibat tuntutan suatu pekerjaan semakin banyak perlunya management stress yang baik agar burnout yang dihadapi dapat dikendalikan dengan baik. Hal-hal yang perlu diketahui yaitu:
1. Mengenal diri sendiri dimana diri seseorang akan mengetahui kelebihan dan kekurangan pada dirinya sehingga dapat menentukan cara dan strategi untuk meringankan stress.
2. Peduli diri sendiri yang dapat meningkatkan kualitas pola hidup sehat.
3. Mempertahankan keseimbangan dimana individu perlu mempertahankan aspek mental emosional, aspek intelektual, aspek fisik, aspek spiritual dan aspek rekreasional.
4. Bersikap proaktif dalam menghadapi stress.
5. Sinergi dalam kehidupan agar bangkit dari keterpurukan dan stress yang dihadapi (Barseli dkk, 2020).
 
Pandemi COVID-19 berdampak pada semua sektor, salah satunya yaitu sektor pendidikan dimana perubahan-perubahan dalam metode pembelajaran kini lebih menggunakan teknologi. Ada nilai positif dan negative dari perubahan metode pembelajaran selama daring sehingga dampaknya dari hal tersebut yaitu stress terhadap kondisi yang ada sehingga pelajar mengalami burnout. Permasalahan burnout pada pelajar dapat teratasi apabila individu dapat menyikapi stress dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, M. T., & Kurniawan, D. A. (2020). Motivasi Belajar Mahasiswa di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Psikologi Perseptual, 5(2), 120. https://doi.org/10.24176/perseptual.v5i2.5168

Andiarna, F., & Kusumawati, E. (2020). Pengaruh Pembelajaran Daring terhadap Stres Akademik Mahasiswa Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Psikologi, 16(2), 139. https://doi.org/10.24014/jp.v16i2.10395

Barseli, M., Ifdil, I., & Fitria, L. (2020). Stress akademik akibat Covid-19. 5(2), 95--99.

Kartika, R. (2020). Analisis Faktor Munculnya Gejala Stres Pada Mahasiswa Akibat Pembelajaran Jarak Jauh Di Masa Pandemi Covid-19. Edukasi Dan Teknologi, 1(2), 107--115. https://www.researchgate.net/profile/Abdul_Latip/publication/341868608_PERAN_LITERASI_TEKNOLOGI_INFORMASI_DAN_KOMUNIKASI_PADA_PEMBELAJARAN_JARAK_JAUH_DI_MASA_PANDEMI_COVID-19/links/5ed773c245851529452a71e9/PERAN-LITERASI-TEKNOLOGI-INFORMASI-DAN-KOMUNIKASI

Moh, M. (2020). Manajemen Stress pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Manajemen Bisnis, 23(2), 192--201.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun