Pembuatan tumpeng ini juga melibatkan anak-anak Unnes Giat 9 yang ada di Desa Tonoboyo untuk mewujudkan ekspektasi tumpeng yang diinginkan. Karena salah satu anggota Unnes Giat Desa Tonoboyo merupakan mahasiswi dari prodi Tata Boga, jadi PKK Desa Tonoboyo memberikan kesempatan Unnes Giat 9 Desa Tonoboyo untuk membantu pembuatan tumpeng yang akan dilombakan pada tanggal 17 Agustus di Kecamatan Bandongan.
Pada hari pelaksanaan lomba, tumpeng-tumpeng hasil kreasi peserta akan dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari tokoh masyarakat dan para ahli kuliner. Penilaian didasarkan pada beberapa kriteria, termasuk rasa, presentasi, dan kreativitas. Peserta yang berhasil memikat hati juri dengan tumpengnya akan mendapatkan penghargaan dan hadiah menarik dari panitia penyelenggara.
Pada hari itu juga diumumkan tiga tumpeng terbaik yang berhak mendapatkan piala. Setelah sekian lama akhirnya perjuangan ibu-ibu desa Tonoboyo Bersama mahasiswa Unnes Giat 9 membuahkan hasil dengan menyabet juara 3 hias tumpeng sekecamatan Bandongan.
Melalui lomba ini, generasi muda diajak untuk lebih menghargai warisan budaya nenek moyang dan menjadikannya sebagai inspirasi dalam kehidupan sehari-hari. Setiap butir nasi, setiap potong lauk, dan setiap hiasan pada tumpeng mengandung makna yang mendalam tentang kebersamaan, perjuangan, dan harapan yang tak pernah padam.
Dengan berakhirnya lomba tumpeng, perayaan HUT RI di Kecamatan Bandongan semakin semarak dan penuh makna. Lomba ini bukan hanya soal siapa yang menang, tetapi juga tentang bagaimana setiap peserta dan warga bisa menikmati momen kebersamaan dan merayakan kemerdekaan dengan cara yang penuh makna. Semoga tradisi ini akan terus dilestarikan dan menjadi bagian dari identitas budaya Kecamatan Bandongan dalam menyongsong masa depan yang lebih gemilang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H