Mohon tunggu...
Dinda Syavira Maharani
Dinda Syavira Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo saya Dinda seorang mahasiswa dari program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNNES, hobi saya berolahraga dan menulis, inilah salah satu awal dari mengembangkan hobi saya untuk menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pembuatan Tumpeng: PKK Desa Tonoboyo X UNNES GIAT 9 DESA TONOBOYO

19 Agustus 2024   12:45 Diperbarui: 19 Agustus 2024   13:11 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembuatan tumpeng ini juga melibatkan anak-anak Unnes Giat 9 yang ada di Desa Tonoboyo untuk mewujudkan ekspektasi tumpeng yang diinginkan. Karena salah satu anggota Unnes Giat Desa Tonoboyo merupakan mahasiswi dari prodi Tata Boga, jadi PKK Desa Tonoboyo memberikan kesempatan Unnes Giat 9 Desa Tonoboyo untuk membantu pembuatan tumpeng yang akan dilombakan pada tanggal 17 Agustus di Kecamatan Bandongan.

Pada hari pelaksanaan lomba, tumpeng-tumpeng hasil kreasi peserta akan dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari tokoh masyarakat dan para ahli kuliner. Penilaian didasarkan pada beberapa kriteria, termasuk rasa, presentasi, dan kreativitas. Peserta yang berhasil memikat hati juri dengan tumpengnya akan mendapatkan penghargaan dan hadiah menarik dari panitia penyelenggara.

Unnes Giat 9
Unnes Giat 9

Pada hari itu juga diumumkan tiga tumpeng terbaik yang berhak mendapatkan piala. Setelah sekian lama akhirnya perjuangan ibu-ibu desa Tonoboyo Bersama mahasiswa Unnes Giat 9 membuahkan hasil dengan menyabet juara 3 hias tumpeng sekecamatan Bandongan.

Melalui lomba ini, generasi muda diajak untuk lebih menghargai warisan budaya nenek moyang dan menjadikannya sebagai inspirasi dalam kehidupan sehari-hari. Setiap butir nasi, setiap potong lauk, dan setiap hiasan pada tumpeng mengandung makna yang mendalam tentang kebersamaan, perjuangan, dan harapan yang tak pernah padam.

Dengan berakhirnya lomba tumpeng, perayaan HUT RI di Kecamatan Bandongan semakin semarak dan penuh makna. Lomba ini bukan hanya soal siapa yang menang, tetapi juga tentang bagaimana setiap peserta dan warga bisa menikmati momen kebersamaan dan merayakan kemerdekaan dengan cara yang penuh makna. Semoga tradisi ini akan terus dilestarikan dan menjadi bagian dari identitas budaya Kecamatan Bandongan dalam menyongsong masa depan yang lebih gemilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun