Mohon tunggu...
Dinda
Dinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Akhir yang sedang melakukan penelitian terkait Rantai Pasok

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kolaborasi SCOR dan AHP pada Analisis Kinerja Rantai Pasok

9 Desember 2024   10:09 Diperbarui: 9 Desember 2024   10:11 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pengukuran Kinerja Rantai Pasok  Menggunakan Metode SCOR dan AHP

Rantai pasok (Supply Chain) adalah serangkaian aktivitas yang mencakup perencanaan, pengadaan, produksi, distribusi dan pengembalian produk atau layanan dari pemasok hingga konsumen akhir. Efektivitas dan efisiensi rantai pasok sangat penting untuk keberhasilan bisnis. Untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja rantai pasok, berbagai metode dan alat analisis dapat digunakan. Di antara banyak metode yang tersedia, dua pendekatan yang sering digunakan adalah SCOR (Supply Chain Operation Reference) dan AHP (Analytic Hierarchy Process). Dalam Artikel ini, kita membahas kedua metode tersebut. 

1. Metode SCOR (Supply Chain Operation Reference) 

SCOR adalah model referensi yang dikembangkan oleh Supply Chain Council (sekarang bagian dari APICS) untuk memberikan kerangka kerja yang memungkinkan perusahaan untuk menganalisis, mengukur, dan meningkatkan kinerja rantai pasok mereka. Model SCOR mencakup lima proses utama:

a. Plan (Perencanaan): Proses yang melibatkan perencanaan kapasitas dan pengelolaan permintaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan

b. Source (Sumber): Pengadaan barang dan bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi produk

c. Make (Pembuatan): Proses produksi atau pembuatan barang 

d. Deliver (Pengiriman): Proses distribusi barang ke pelanggan 

e. Return (Pengembalian): Proses pengelolaan produk yang dikembalikan oleh pelanggan

Metode SCOR sangat kuat karena menyediakan indikator kinerja (Key Performance Indicator) yang jelas untuk masing-masing proses tersebut. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan beberapa metrik seperti biaya, waktu, kualitas, fleksibilitas dan kepuasan pelanggan. 

Adapun kelebihan SCOR:

  • Komprehensif: Meliputi seluruh proses dalam rantai pasok dari perencanaan hingga pengembalian
  • Struktur yang terstandarisasi: Menyediakan kerangka kerja yang jelas untuk analisis kinerja rantai pasok
  • Kemampuan benchmarking: Dapat digunakan untuk membandingkan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.

2. Metode AHP (Analytic Hierarchy Process)

AHP adalah metode pengambilan keputusan yang kompleks dengan cara membagi dengan cara membagi masalah tersebut ke dalam beberapa kriteria dan subkriteria, serta memberi bobot pada masing-masing kriteria berdasarkan kepentingannya. Dalam konteks rantai pasok, AHP digunakan untuk mengevaluasi berbagai pilihan atau solusi berdasarkan sejumlah kriteria seperti biaya, waktu, kualitas dan risiko. 

Langkah-langkah umum dalam penerapan AHP untuk analisis rantai pasok adalah: 

a. Menentukan Tujuan dan Kriteria: Tujuan utamanya mungkin adalah mengoptimalkan kinerja rantai pasok dan kriteria yang relevan bisa mencakup biaya, kecepatan, kualitas, dan fleksibilitas. 

b. Membandingkan Alternatif: Menggunakan skala perbandingan untuk mengevaluasi alternatif atau keputusan yang ada terhadap kriteria yang telah ditentukan. 

c. Menentukan Bobot Kriteria: Menggunakan perbandingan berpasangan untuk memberikan bobot pada setiap kriteria berdasarkan kepentingannya.

d. Menghitung Hasil: Menghitung bobot dan memilih alternatif yang memberikan nilai tertinggi. 

Adapun Kelebihan AHP: 

  • Fleksibilitas: AHP memungkinkan integrasi berbagai faktor kualitatif dan kuantatif dalam proses pengambilan keputusan
  • Partisipatif: Proses perbandingan berpasangan memungkinkan informasi dari berbagai pihak yang terlibat dalam rantai pasok
  • Analisis berbasis hierarki: Menyederhanakan masalah yang kompleks menjadi masalah yang lebih terstruktur

Baik SCOR maupun AHP menawarkan pendekatan yang berbeda untuk mengukur dan meningkatkan performa rantai pasok. SCOR memberikan kerangka yang lebih terstruktur dan berbasis pada proses yang jelas dalam rantai pasok, sementara AHP memberikan flesibilitas lebih dalam pengambilan keputusan berbasis kriteria yang beragam. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kelemahan, dan pemilihan metode yang tepat disesuaikan pada tujuan analisis dan karakteristik spesifik dari rantai pasok yang sedang dievaluasi. Metode SCOR sangat baik dalam hal benchmarking dan menyediakan metrik yang mudah diukur dan metode AHP lebih berguna ketika ada banyak faktor subjektif yang perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Hal ini akan lebih efektif dalam situasi dimana para pemangku kepentingan harys membuat keputusan bersama dengan mempertimbangkan berbagai pandangan.  Kolaborasi dari metode SCOR dan metode AHP akan sangat berguna untuk pendekatan yang lebih sistematik dan standar serta melibatkan pengambilan keputusan dengan banyak faktor. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun