Assalamualaikum guys...
Gimana kabari kalian semuanyaa? Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat ya guys... aamiin
Semoga yang berpuasa dikuatkan sampai berbuka nanti ya guys...
Oh iya kali ini aku ingin berbagi kisah inspiratif nih guys...
Sebelumnya kita kenalan dulu ya guys dengan bapak ini yaitu dengan bapak Sugito. Beliau ini adalah seorang kakek yang sudah cukup tua. Namun beliau tidak memiliki keluarga, beliau terkadang hidup Bersama saudara perempuannya yang berada di daerah Wagir  jauh dari pusat kota.Â
Beliau setiap harinya mengendarai sepeda ontel dengan tumpukan berbagai kardus. Sebelumnya pertama kali aku melihat beliau duduk di trotoar tepat di depan UM dengan menyalakan api kecil untuk membakar kayu. Beliau duduk sendirian di sana dan kemudian saya coba samperin beliau.
Pak Sugito menceritakan kisah hidupnya,dahulu beliau sering sebenarnya bekerja di kuli bangunan namun pekerjaan ini sifatnya tidak tetap dan menjadikan pak Sugito harus mencari kardus di pinggiran jalan. Beliau sering menyebutnya "leles kardus di pinggir embong". Jalan yang harus ditempuh pak Sugito dari rumah menuju ke pusat kota pun terlihat sangat jauh,bisa membutuhkan waktu selama kurang lebih 30 sampai 45 menit.Â
Beliau mengayuh sepeda nya dengan membawa tumpukan kardus yang berada di depan maupun di boncengan belakang sepeda. Dengan berpakaian yang sedikit rusuh memakai hem putih bergaris dan celana panjang yang robek didaerah lutunya. Sepertinya beliau belum membersihkan badannya kemarin.
Saya mencoba berbincang bincang dengannya dengan sedikit sungkan sebennarnya karena ini bukan hal biasa dimana kita harus mendalami kehidupan seseorang yang terlihat kurang sopan. Namun dengan adanya ini saya bisa belajar banyak juga mengenai beliau. Beliau menyadari untuk hidup sendiri saja beliau masih kekurangan apalagi untuk berkeluarga.Â
Dengan kondisi ini pak Sugito memutuskan untuk tidak berkeluarga karena takut menjadi beban di keluarganya itu . kemana mana pun beliau sendirian Bersama dengan sepeda yang dipenuhi kardus itu.
Beliau ini mencari kardus di pinggiran trotoar bukan menerima kardus dari orang orang yang ingin menjual kardus. Jadi bisa dibilang untuk mencukupi kebutuhan sehari hari nya pun masih kurang. Biasanya beliau ini mengum[ulkan kardus setiap hari senin sampai sabtu. Jika sudah memenuhi target beliau,beliau akan menjualnya di rosok an. Kadang juga pasokan kardus yang didapat pun tidak banyak bahkan masih jauh dari target yang diinginkan beliau.Â
Penghasilannya pun tidak menetap satu kilo kardusnya saja bisa dihargai hanya tiga ribu rupiah dan sedangkaan beliau tergadangpun tidak mencapai satu kilo. Pernah suatu hari beliau pernah mendapatkan penghasilan yang lumayan katanya yaitu kisaran lima belas ribu rupiah. Baginya uang segitu udah cukup buat makan dirinya sendiri.
Membahas tentang penghasilan, kitab isa lihat sendiiri dari kegiatan sehari hari yang dilakukan pak Sugito sendiri sudah tidak memungkinkan untuk berkeluarga dengan keadaan ekonomi yang seperti itu. Apalagi ditambah di musim pandemic seperti ini. pandemic covid-19 ini yang belum usai usai menjadikan beliau jarang mendapatkan pekerjaan di kuli bangunan. Miris sekali pekerjaan beliau ini. beliau berangkat pagi sekitar jam Sembilan pagi dan sampai di malang kota sekitar jam sebelas siang an.Â
Entah beliau sembari mencari kardus mungkin sampai selama itu. Beliau mendapatkan kardusnya itu tidak pasti,terkadang lima kilo terkadang tiga kilo sebenarnya kata beliau botol botol plastic itu juga bisa dijual. Rutinitas ini sudah dilakukan sejak dua tahunan sampai saat ini. yaa mungkin saking banyaknya sumber daya manusia dan kurangnya lapangan pekerjaan yang menjadikannya seperti ini.
Ucap beliau ketika mendekati hari raya malah mencari pekerjaan itu susah susahnya karena sudah tidak ada lagi yang membutuhkan kuli untuk bangunan. Ya inilah jalan satu satu nya beliau dalam mencari uang. Untungnya beliau tidak jauh jauh dari saudaranya,yaa itung itung masih bisa membantunya walaupun hanya sekedar makanan saja.Â
Biasanya beliau beli untuk makan sehari harinya namun terkadang biasanya beliau juga di masak in sama saudaranya. Beliau juga numpang di rumah saudaranya itu yang jaraknya dari rumah ke kota itu sendiri bisa memakan waktu sekitar satu jam an lebih.Â
Beliau lebih memilih memungut kardus karena ini adalah pilihan lain ketika bapak sugito ini tidak bekerja menjadi kuli bangunan lagi. Terakhir berkerja menjadi kuli bangunan ini sekitar setahun yang lalu. Berarti sudah cukup lama juga pag Sugito ini mendalami pekerjaannya ini.
Paling tidak tega ketika melihat beliau kehujanan dan berteduh di bawah gapura. Yang akhir akhir ini hujan di kota malang sangat amat deras sekali sampai angin juga. Beliau bilang "kalau hujan ya saya berteduh dibawah gapura" ucap pak Sugito ini. nggak kebayang guys jika sepedahnya juga ikut basah karena hujan yang ada di sepedahnya itu juga kardus semua.
Jadiii itu tadi guys kisah dari bapak Sugito,beliau ini orang yang pekerja keras. Setidaknya bilau ini tidak meminta minta kepada orang lain. Setidaknya beliau ini masih mau berusaha melawan kerasnya dunia yaaa walaupun mungkin hasilnya tidak bisa untuk menikmati makanan yang enak,namun cukup untuk makan saja sudah bersyukur sekali.Â
Janganlah kita melihat ke atas terus menerus,hendaknya kita melihat kebawah sesekali. Melihat siapa saja orang yang membutuhkan tangan kita. Sebagai generasi muda banyak banyaklah untuk membantu kepada sesama manusia agar kita kelak juga dipermudah dalam segala urusan kita aamiin.
Jadii guys sampai sii dulu yaa cerita inspiratif dari pengalamanku kemarin. Terimakasih yang udah mau baca sampai akhir semoga bermanfaat guysss. See youuu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H