Assalamualaikum guys.....
WIHARA". Wiiihhh keren bukann, walaupun kita adalah seorang muslim hendaknya kita harus saling bertoleransi antar umat beragama agar persatuan dan kesatuan di Indonesia ini tidak terpecah belah. Kali ini aku bukan hanya mencari tahu tentang vihara melalui sumber sumber di internet loh guys. Kali ini aku terjun langsung di tempat peribadahan itu tempat nya di Malang Jawa Timur. Nah sebelumnya kita harus tahu terlebih dahulu ya guys Wihara itu apa sih. Okee tanpa bas abasi lagi langsung aja ya guysss,jangan lupa baca sampai akhirr yaaaa.....
Olaaa olaaaa, kembali lagi nihhh sama akuu, gimana nih kabar kalian semuanyaa ? semoga kalian selalu dalam keadaan sehat ya guys. Btw nih guys kali ini aku bakalan mengeksplor nih ke kalian tentang "Wihara itu sendiri adalah rumah atau tempat beribadah agama buddha, dan ini juga bisa dinamakan dengan kuil. Kali ini aku pergi ke Vihara Vajra Bumi Kertanegara letaknya tepat di daerah Dieng, Kota Malang Jawa Timur. Tempat ini digunakan untuk beribadah umat buddha baik didalam daerah setempat maupun luar daerah. Vihara ini didirikan dan diresmikan oleh umat buddha pada tahun 2006. Proses pembangunannya pun tidaklah lama hanya sekitar 1 tahunan saja. Dan pada tahun terseebut maka diresmikan lah vihara Vajra Bumi Kartanegara ini.
Gambar diatas adalah tampak depan dari bangunan Vihara Vajra Bumi Kartanegara yang berada di Jalan Dieng. Bisa terhitung jumlah keseluruhan umat buddha yang ada di kuil ini ada kurang lebih 60 tercatat. Namun, kebanyakan umat tidak berasal dari daerah setempat,melainkan dari keturunan Chinese dan di daerah setempat pun sudah jarang ditemui penganut agama buddha ini. Pertama kali memasuki kuil ini yang ku lihat dalah banyak sekali ukiran ukiran,patung patung, bahkan banyak juga sesajen untuk penyembahan. Dan untuk pertama kalinya saya mengunjungi tempat ibadah ini tidak lupa juga tetap dengan sopan dan santun sebagai bentuk toleransi kita.
Pada gerbang utama kita dapat melihat patung dewa yang sangatlah besar,dan didepannya terdapat sesaji untuk penyembahan. Banyak sekali ornament ornament yang teerkadang masyarakat setempat pun juga sering berfoto foto di sana. Oleh bapak satpamnya pun diperbolehkan apabila hanya untuk mengambil foto. Pada hari Sabtu tanggal 12 kemarin ketika saya berkunjung kesana bertepatan saat Biksu nya tidak ada. Biksu itu sendiri adalah seorang pria yang telah ditahbiskan dalam lingkungan para Buddhis. Istilah umumnya hamper sama lah dengan pendeta.
Kegiatan sehari hari dalam peribadatan disini adalah tidak lain dengan berdoa. Untuk kegiatan yang pasti yaitu setiap hari minggu. Acara doa ini yang rutin selalu dilakukan yaitu pada hari minggu tersebut dimana para umat buddha melakukan penyembahan terhadap dewanya. Untuk kegiatan doa sehari harinya itu fleksibel dan boleh dilakukan kapan saja. Doanya hamper mirip dengan wiritan yang membedakan yaitu pengucapan doa nya saja.
Selain kegiatan yang dilaksanakan pada hari minggu itu, para umat buddha juga melakukan perayaan terhadap dewa dewa nya. Kata beliau dewa nya ummat buddha itu banyak dan setiap dewa itu ada tanggal ulang tahunnya sendiri nah di tanggal ulang tahun dewa nya itu  disitulah terdapat perayaan juga oleh ummat budha untuk dewanya.
Perayaan ini tidak lain adalah dengan doa dalam penyembahan kepada dewanya dan sering dilakukan di pagi hari. Hal hal yang umum dan selalu ada dalam perayaan ini yaitu adanya makanan,yoshua, dan sesaji lainnya yang dipersembahkan untuk dewa. Yoshua yang digunakan pun berbeda beda tergantung ingin memakai yang seperti apa,ada yang harumnya sangat wangii dan banyak ragam lainnya. Bagi ummat buddha yoshua itu diibaratkan seperti nyawa,ketika yoshua telah habis maka sudah bisa ditinggalkan dan makanan yang ada disitu diperbolehkan untuk dimakan.
Perayaan ulang tahun dewa ini mesti ada setiap bulannya,dan tanggalnya pun tidak dapat dipastikan dan ditetapkan karena tanggalnya itu ditentukan oleh jatuhnya hari Dewa tersebut.
Di masa pandemic ini ucap beliau ummat yang melaksanakan ibadah saat perayaan pun tidak sebanyak sebelum pandemic paling kurang lebih hanya 8-30ummat saja. Dikarenakan adanya pandemic ini maka seluruh kegiatan peribadatan pun juga dialihkan melalui online yaitu melalui zoom. Nah selain perayaan ulang tahun para dewa, umat Buddha juga melakukan perayaan hari waisak. Namun perayaan ini hanya di laksanakan di pusat saja yaitu di Borobudur dan di tempat tempat pusat lainnnya.
Prosedurnya yaitu dari satu vihara mengirimkan perwakitan ummat untuk di kirimkan di acara pusat tersebut. Dikarenakan seluruh biaya ditanggung oleh pemerintah dan rasanya memang tidak memungkinkan apabila dilakukan disetiap vihara. Hari raya waisak  ini sendiri adalah  perayaan yang dilakukan oleh umat buddha untuk memperingati kelahiran buddha. Banyak sekali tradisi tradisi yang unik dalam acara ini salah satu ritual suci dan yang paling popular yaitu ritual mandi sang Buddha yang dilakukan di kuil. Tujuan dari ritual ini tidak lain untuk memurnikan hati serta pikiran dari kebencian,keserakahan serta ketidaktahuan.
Di vihara ini dikatakan oleh bapak Anang Purnomo bahwa juga terdapat tasbih yang jumlahnya itu 110. Dan ummat buddha juga sering doa dengan memegang tasbih layaknya seorang muslim bertasbih namun yang membedakan yaitu kalimat doanya. Beliau juga mengatakan bahwa didalam wihara ini pekerjanya oun tidaklah semua orang buddha namun juga ada yang muslim.
Beginilah rasa toleransi antar umat beragama yang sangat luar biasa. Vihara Vajra Bumi Kartanegara ini buka pukul 6 dan tutup pada pukul 4 sore. Banyak juga warga sekitar maupun wisatawan yang sempat mengunjungi tempat itu tidak lain untuk berfoto foto. Memang diperkenankan untuk berfoto foto namun hanya berada di luar saja dan di dalam tidak diperbolehkan untuk difoto karena digunakan untuk beribadah. Saat saya kesana pun saya sempat bertemu juga dengan dua ummmat yang sedang beribadah.
Dari penngalaman saya berkunjung di vihara ini menjadikan saya tahu lebih mengenai ragam agama yang ada di Indonesia ini apalagi Buddha yang jarang orang ketahui apa saja ragam yang ada di dalamnya. Nahhh itu dia guys sedikit cerita tentang vihara yang telah saya kunjungi dari sini kita dapat belajar banyak mengenai toleransi beragama. Sebagai umat muslim dan warga Indonesia kita tidak boleh meninggalkan budaya toleransi kita antar umat beragama. Okee guys terimakasih udah baca sampai akhir. Jangan lupa like dan komen ya guys see you pada artikel aku selanjutnya yang ga bakal kalah menariknya. Baaaiii guysss
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H