Mohon tunggu...
Dinda Ruliana Dewi
Dinda Ruliana Dewi Mohon Tunggu... Bankir - Mahasiswa UIN MALIKI Malang

jangan lupa dibaca ya dan di share sebanyak banyaknyaa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Let's Find Out About The Monastery

12 Maret 2022   22:44 Diperbarui: 12 Maret 2022   23:00 2675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perayaan ulang tahun dewa ini mesti ada setiap bulannya,dan tanggalnya pun tidak dapat dipastikan dan ditetapkan karena tanggalnya itu ditentukan oleh jatuhnya hari Dewa tersebut.

Di masa pandemic ini ucap beliau ummat yang melaksanakan ibadah saat perayaan pun tidak sebanyak sebelum pandemic paling kurang lebih hanya 8-30ummat saja. Dikarenakan adanya pandemic ini maka seluruh kegiatan peribadatan pun juga dialihkan melalui online yaitu melalui zoom. Nah selain perayaan ulang tahun para dewa, umat Buddha juga melakukan perayaan hari waisak. Namun perayaan ini hanya di laksanakan di pusat saja yaitu di Borobudur dan di tempat tempat pusat lainnnya.

Prosedurnya yaitu dari satu vihara mengirimkan perwakitan ummat untuk di kirimkan di acara pusat tersebut. Dikarenakan seluruh biaya ditanggung oleh pemerintah dan rasanya memang tidak memungkinkan apabila dilakukan disetiap vihara. Hari raya waisak  ini sendiri adalah  perayaan yang dilakukan oleh umat buddha untuk memperingati kelahiran buddha. Banyak sekali tradisi tradisi yang unik dalam acara ini salah satu ritual suci dan yang paling popular yaitu ritual mandi sang Buddha yang dilakukan di kuil. Tujuan dari ritual ini tidak lain untuk memurnikan hati serta pikiran dari kebencian,keserakahan serta ketidaktahuan.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Di vihara ini dikatakan oleh bapak Anang Purnomo bahwa juga terdapat tasbih yang jumlahnya itu 110. Dan ummat buddha juga sering doa dengan memegang tasbih layaknya seorang muslim bertasbih namun yang membedakan yaitu kalimat doanya. Beliau juga mengatakan bahwa didalam wihara ini pekerjanya oun tidaklah semua orang buddha namun juga ada yang muslim.

Beginilah rasa toleransi antar umat beragama yang sangat luar biasa. Vihara Vajra Bumi Kartanegara ini buka pukul 6 dan tutup pada pukul 4 sore. Banyak juga warga sekitar maupun wisatawan yang sempat mengunjungi tempat itu tidak lain untuk berfoto foto. Memang diperkenankan untuk berfoto foto namun hanya berada di luar saja dan di dalam tidak diperbolehkan untuk difoto karena digunakan untuk beribadah. Saat saya kesana pun saya sempat bertemu juga dengan dua ummmat yang sedang beribadah.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dari penngalaman saya berkunjung di vihara ini menjadikan saya tahu lebih mengenai ragam agama yang ada di Indonesia ini apalagi Buddha yang jarang orang ketahui apa saja ragam yang ada di dalamnya. Nahhh itu dia guys sedikit cerita tentang vihara yang telah saya kunjungi dari sini kita dapat belajar banyak mengenai toleransi beragama. Sebagai umat muslim dan warga Indonesia kita tidak boleh meninggalkan budaya toleransi kita antar umat beragama. Okee guys terimakasih udah baca sampai akhir. Jangan lupa like dan komen ya guys see you pada artikel aku selanjutnya yang ga bakal kalah menariknya. Baaaiii guysss

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun