Mohon tunggu...
dinda pranata
dinda pranata Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger, Book Enthusias, Translator Bahasa Jepang

Ibu Rumah Tangga yang suka nulis. Punya motto "yang penting coba dulu". Baca buku bukan cuma buat gaya-gayaan tapi gaya hidup. Find me at www.senjahari.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Komunitas Bucin Buku di Papua Barat, Punya Kisah Tak Biasa

6 September 2023   19:53 Diperbarui: 7 September 2023   08:11 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SDN 65 Geru Jaya. Doc: Lamek Dowansiba
SDN 65 Geru Jaya. Doc: Lamek Dowansiba
"Di Kampung Dogrijmog, masih banyak orang yang belum bisa baca tulis. Makanya, saya dan kawan-kawan komunitas di 2021 membawa Rumah Baca Sijo untuk hadir di Kampung Dugrijmog. Puji Tuhan, mereka senang dengan adanya rumah baca Sijo yang membantu mereka mengenal baca, tulis dan berhitung," imbuh Mas Lamek.

Ah, kan buka rumah baca saja semua orang bisa? Tinggal punya banyak buku dan tempat.

Meski semua orang bisa saja membuat rumah baca, tapi tidak semua orang punya nyali untuk membuka rumah baca. Seperti Mas Lamek dan kawan-kawan komunitas ini, mereka harus menghadapi tantangan berat misalkan saja bagaimana mengangkut buku-buku, bahan ajar hingga membakar semangat kawan-kawan untuk pergi ke Pegunungan Arfak dengan jarak tempuh yang jauh. Belum lagi medan berbatu dan berdebu yang sering kali menjadi kawan serta lawan perjalanan. 

"Meski ada tantangan dalam membangun rumah baca, juga dari masyarakat yang masih buta baca tulis. Namun, berkat anak-anak dan masyarakat mulai tahu pentingnya pendidikan, rumah baca ini kini terbangun," Kata Mas Lamek, "dan situasi seperti inilah yang sebenarnya ingin kami perlihatkan kepada masyarakat di Bangsa ini," lanjutnya.

Berbekal tekad kuat mas Lamek dan kawan-kawan KSM, mereka yang awalnya bucin buku sekarang berubah adi bucin bangku. Apaan sih kok enggak nyambung? apa hubungannya dari bucin buku ke bucin bangku? 

Tahu enggak kalau Rumah Baca Sijo yang dikembangkan oleh komunitas suka membaca ini, sekarang sudah resmi menjadi sekolah dasar negeri. Nama sekolah saat ini SDN 65 Geru Jaya yang memiliki empat orang guru dan dua puluh enam siswa, data ini diambil dari laman kemdikbud.go.id

Meskipun bangunan masih teratap rumbia dan bukan sekolah yang menggunakan dinding batu, tapi semangat dari anak-anak yang ada di sana dalam mengejar ketertinggalan mereka sangat luar biasa. Enggak heran sosok Lamek Dowansiba pantas menerima apresiasi oleh astra di tahun 2021 lalu. Tak hanya itu, Mas Lamek tak lantas berpuas diri hanya memenangkan penghargaan dan mendapat elu-elu pujian, ia tetap konsisten membangun masyarakat yang cerdas lewat gerakan senyapnya dalam bidang pendidikan.

Invitasi dan Diskusi

Komunitas Suka Baca ini sudah memiliki 50 pengajar di tahun 2022 dan sudah ribuan anak yang terbantu lepas dari buta huruf. Beberapa sekolah dan di wilayah pedalaman, sudah berdiri rumah-rumah baca dan banyak buku yang terdistribusi, untuk membantu peningkatan literasi. Meski masih banyak rumah baca yang dibangun di rumah ibadah dan rumah warga, tapi ini tak menyurutkan niat anak-anak untuk tetap belajar serta jiwa anggota KSM yang pudar.

Sementara kita di sini sibuk menangisi sinyal yang sering ghosting, mereka di sana sibuk membangun literasi tanpa peduli sinyal yang timbul tenggelam. Kita di sini sibuk mengeluh buku tebal yang harus dibaca, mereka di sana bermimpi bisa menikmati akses buku yang bebas didapat. Tidakkah kita sedikit merasa malu dengan semangat mereka di tengah keterbatasan?

Pendidikan menjadi hal yang penting bagi kemajuan bangsa, harusnya hal itu menjadi prioritas utama untuk pembangunan demi mencetak generasi-generasi unggul Indonesia. Setelah membaca ini, apa yang kamu pikirkan? Bisakah kita berbuat lebih untuk mereka yang harus berlari untuk merdeka dari buta aksara?

Kamu bisa berbagi opini di kolom komentar, apapun opinimu akan diterima baik kok. Asal kamu beropini dengan bijak dan sopan. Semata-mata demi jejak digitalmu tetap baik dan bersih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun