Mohon tunggu...
Dinda Ayu O
Dinda Ayu O Mohon Tunggu... Editor - Seorang Mahasiswi

Lagi mencoba belajar menulis. Doakan ya :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Multimedia sebagai Elemen dalam Multimedia Storytelling

10 Februari 2020   04:56 Diperbarui: 10 Februari 2020   09:51 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu situs New York Times yang menerapkan elemen-elemen Multimedia.


Multimedia merupakan  bagian dari adanya jurnalisme multimedia yang berkembang saat ini.

Multimedia dalam hal ini menggabungkan gambar, suara, grafik, serta teks untuk menghasilkan suatu cerita. Multimedia juga memiliki kaitan pula dengan adanya jurnalisme foto yang saat ini muncul baik dalam bentuk foto online yang menggabungkan teks, slide audio, video linier, infografis animasi, web, dan sebagainya.

Terdapat pula jurnalis juga memiliki pendapat tersendiri yang mengatakan bahwa penggunaan istilah media masih belum perlu digunakan untuk saat ini. Namun dengan banyaknya konten yang diciptakan, suatu cerita multimedia akan terus berkembang dengan banyaknya jurnalis yang menciptakan suatu hal dengan bantuan adanya peralatan serta adanya teknik digital yang baru.

Terkadang beberapa orang belum terlalu mengerti mengenai istilah multimedia yang sesungguhnya. Mereka sering menganggap bahwa multimedia hanyalah sebuah perantara untuk menyapaikan suatu informasi tertentu ataupun hanya sekedar gabungan dari kata 'multi' dan 'media'. Namun ternyata multimedia juga memiliki pengertian yang seperti dikatakan oleh McComick,dkk (1996), yaitu:

"Kombinasi dari tiga elemen: suara, gambar dan teks"

Dilihat dari pengertian tersebut, suatu informasi dapat dikatakan yang multimedia merupakan informasi yang memenuhi tiga elemen yang seperti disebutkan oleh McComick (1996) tersebut.

Jadi dengan adanya istilah tersebut, seperti platform televisi yang menyajikan video dan audio dan platform teks yang menyajikan teks dan gambar tidak bisa dikatakan sebagai multimedia, karena tidak memenuhi tiga elemen yang seharusnya ada.


Pengaplikasian Multimedia

Pengaplikasian multimedia juga digunakan dalam beberapa bidang , seperti:

1. Industri Kreatif

Dalam bidang industri kreatif, multimedia dibutuhkan di beberapa bagian, seperti seni rupa, hiburan komersial, jurnalisme, dan layanan media dan perangkat lunak.

2. Komersial

Pada bidang ini, multimedia digunakan untuk membantu membuta suatu presentasi yang menarik. Selain itu karena bersifat komersil, perusahaan yang berada pada bidang pengembangan multimedia juga bisa merancang beberapa hasil multimedia untuk perusahaan lain.

3. Hiburan dan Seni Rupa

Dalam hal ini pembuatan game lebih cenderung menggunakan fitur multimedia. Hadirnya multimedia ini diharapkan orang menjadi ikut berpartisipasi.

4. Pendidikan

Dalam bidang pendidikan, salah satu hasil dari multimedia adalah CBT. Selain itu terdapat edutaiment yang menggabungkan antara pendidikan dan hiburan multimedia.

5. Teknik

Penggunaan software untuk membantu pekerjaan teknik juga menggunakan basis multimedia.

6. Industri

Multimedia dalam hal ini membantu untuk menyajikan informasi perusahaan kepada pemegang saham, atasan, dan rekan kerja.

7. Matematikan dan Penelitian Ilmiah

Multimedia digunakan untuk menunjukkan pemodelan dan simulasi

8. Kesehatan

Multimedia digunakan untuk mencari tahu penyakit yang diderita seseorang maupun virus-virus.

9. Multimedia di Tempat Publik

Multimedia digunakan untuk memudahkan dan menefisienkan pekerjaan seseorang dengan pemberian informasi.


Multimedia dalam Multimedia Storytelling

Dalam perjalananya menuju jurnalisme storytelling , terdapat beberapa hal yang perlu dipelajari. Adapun hal tersebut, yaitu:

1. Komplemen.

Dalam hal ini komplemen dimaksudkan dalam menceritakan sesuatu, komponen-komponen multimedia yang ada digunakan sebagai suatu pelengkap karena saling memiliki keterkatian. Dalam hal ini juga perlu mempertimbangkan kekuatan dari setiap komponen yang ada, agar khalayak tidak mudah merasa bosan dan tidak mengulang.

2. Integrasikan jenis media

Dalam hal ini, jangan mengistimewakan salah satu komponen saja. Sajikan komponen-komponen tersebut sesuai dengan cerita yang ingin disampaikan.

3. Menyederhanakan

Menyederhanakan dala proses ini yaitu menentukan komponen cerita apa saja yang perlu dimasukkan atau tidak.

4. Meraih perhatian audiens

 Dalam menarik perhatian audiens, kita bisa lakukan dengan cara memberikan sebuah kisah yang menarik perhatian orang lain, sehingga denga segera orang yang melihat kisah tersebut dapat memberikan respon tertentu terhadap kisah yang diberikan.

5. Nonlinier tidak rumit

 Dalam melakukan bercerita, baik melalui cetak dan siaran terkadang dilakukan secara terstruktur dan runtut. Namun dengan hadirnya multimedia ini, kisah yang diberikan oleh penulis bisa saja dilihat sesuai dengan kemauan orang yang melihat. Hal tersebt juga dimudahkan dengan hadirnya fitur navigasi cerita yang memudahkan orang untuk melihat tema-tema tertentu dalam cerita yang diberikan oleh penulis.

6. Tingkat interaktif yang rendah bukan menjadi masalah

 Bila dilihat beberapa cerita yang ditampilkan dengan multimedia juga dapat menibulkan adanya interaksi antara penulis dan penggunanya. Namun dalam kenyataannya banyak cerita yang tidak menampilkan adanya interaksi dalam sebuah cerita yang ditampilkan dengan multimedia tersebut.

7. Aturan pengalaman yang mendalam.

Dalam hal ini kita bisa lebih menunjukkan suatu cerita yang belum pernah dilihat oleh seseorang sebelumnya.

8. Adanya pertimbangan jurnalistik yang masih dibutuhkan

 Dalam hal ini jurnalis masih perlu berjalan dalam satu koridor yang berkaitan dengan aturan. Terlalu banyak interpretasi yang dikeluarkan juga menjadikan hilangnya kontrol yang mungkin dapat memperngaruhi pengamatan seseorang. Dalam hal ini, produser menjadi salah satu penengah dimana ia memutuskan apa saja yang perlu dimunculkan ataupun tidak.

Salah satu situs New York Times yang menerapkan elemen-elemen Multimedia.
Salah satu situs New York Times yang menerapkan elemen-elemen Multimedia.

Dengan hadirnya multimedia, kita diharap mampu untuk bisa menyatukan beberapa jenis media yang ada. Hal ini diharapkan juga dapat membantu orang-orang untuk memahami informasi yang kita berikan dengan bantuan dari jenis media tersebut. Salah satu contoh jurnalisme online yang telah menerapkan elemen-elemen multimedia storytelling ialah New York Times : Snow Fall.

Untuk penjelasan singkat mengenai multimedia storytelling  di New York Times: Snow Fall bisa langsung saja dengarkan di podcast Yuk Cari Tahu Tentang Multimedia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun