Dalam hal ini jurnalis masih perlu berjalan dalam satu koridor yang berkaitan dengan aturan. Terlalu banyak interpretasi yang dikeluarkan juga menjadikan hilangnya kontrol yang mungkin dapat memperngaruhi pengamatan seseorang. Dalam hal ini, produser menjadi salah satu penengah dimana ia memutuskan apa saja yang perlu dimunculkan ataupun tidak.
Dengan hadirnya multimedia, kita diharap mampu untuk bisa menyatukan beberapa jenis media yang ada. Hal ini diharapkan juga dapat membantu orang-orang untuk memahami informasi yang kita berikan dengan bantuan dari jenis media tersebut. Salah satu contoh jurnalisme online yang telah menerapkan elemen-elemen multimedia storytelling ialah New York Times : Snow Fall.
Untuk penjelasan singkat mengenai multimedia storytelling di New York Times: Snow Fall bisa langsung saja dengarkan di podcast Yuk Cari Tahu Tentang Multimedia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H