Eksternalitas ekonomi adalah dampak yang timbul dari aktivitas ekonomi pada pihak-pihak yang tidak terlibat langsung dalam aktivitas tersebut. Dampak tersebut dapat bersifat positif atau negatif tergantung dari jenis aktivitas yang dilakukan.Â
Contoh eksternalitas positif adalah ketika pengembangan daerah wisata meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar dan memperkenalkan budaya lokal pada wisatawan. Sedangkan contoh eksternalitas negatif adalah ketika pabrik menyebabkan polusi lingkungan dan menyebabkan kesehatan masyarakat terganggu.
Eksternalitas ekonomi bisa menjadi masalah karena efeknya bisa berdampak pada kesejahteraan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk mengambil wewenang untuk mengatasi hal ini dengan menetapkan regulasi dan standar lingkungan yang lebih ketat bagi perusahaan dan bisnis.
Eksternalitas dapat menjadi positif atau negatif tergantung pada dampaknya. Contoh dari eksternalitas positif adalah ketika seseorang membuat taman yang indah di sekitar rumahnya. Meskipun tidak dimaksudkan, keindahan taman ini dapat memberikan manfaat bagi tetangga-tetangganya yang dapat menikmati pemandangan yang indah.
Contoh dari eksternalitas negatif adalah ketika pabrik menghasilkan polusi yang merusak kualitas udara dan air di sekitarnya. Pada akhirnya, masyarakat yang tinggal dekat dengan pabrik tersebut harus menanggung biaya untuk membersihkan lingkungan yang tercemar karena aktivitas pabrik tidak berwujud harga di pasar.
Ketika eksternalitas positif terjadi, pasar tidak secara sempurna mengabaikan manfaat ini, tetapi dampaknya seringkali diabaikan. Sebaliknya, ketika eksternalitas negatif terjadi, mereka yang menanggung dampak buruk ini, seringkali juga tidak mendapatkan ganti rugi secara langsung. Pengaturan pemerintah dan kebijakan ekonomi dapat membantu mengurangi eksternalitas negatif dan meningkatkan eksternalitas positif.
Eksternalitas sendiri merupakan salah satu contoh dari market failure. Market failure terjadi ketika pasar gagal mengalokasikan sumber daya secara efisien atau menghasilkan hasil yang optimal untuk masyarakat secara keseluruhan. Ini bisa terjadi karena beberapa alasan, termasuk kurangnya persaingan, kegagalan pariwisata untuk memberi harga yang tepat untuk sumber daya alam, kurangnya transparansi informasi, atau adanya efek samping negatif.Â
Akibat dari market failure adalah kurangnya efisiensi dalam proses pasar dan potensi kerugian bagi kelompok atau individu tertentu. Untuk itu, diperlukan intervensi pemerintah atau tindakan kolaboratif dari pihak-pihak terkait untuk memperbaiki kondisi pasar.
Contoh kasus eksternalitas ekonomi yang negatif adalah polusi yang dihasilkan dari kegiatan industri. Polusi ini dapat merusak lingkungan dan kesehatan masyarakat di sekitar industri tersebut dan tidak tercermin dalam harga produk yang dihasilkan oleh industri tersebut.
Contoh kasus eksternalitas ekonomi yang positif adalah pelatihan kerja yang diberikan oleh sebuah perusahaan kepada karyawannya. Pelatihan ini dapat meningkatkan keterampilan dan produktivitas karyawan, yang akhirnya dapat berdampak positif pada kinerja perusahaan tersebut. Namun, manfaat ini tidak tercermin dalam harga produk yang dijual oleh perusahaan tersebut.
Dalam kedua kasus tersebut, pihak yang merasakan dampak dari eksternalitas ekonomi tidak terlibat dalam transaksi pasar dan dapat mengalami kerugian atau keuntungan yang tidak dihitung dalam harga produk. Oleh karena itu, perlu adanya regulasi dan kebijakan yang dapat mengimbangi atau mengurangi dampak dari eksternalitas ekonomi yang negatif dan memfasilitasi dampak yang positif.
i indonesia
Salah satu kasus eksternalitas ekonomi yang sering terjadi di Indonesia adalah masalah polusi. Aktivitas industri yang semakin berkembang di Indonesia memungkinkan terjadinya polusi ataupun limbah industri yang merusak lingkungan dan kesehatan manusia. Namun, biaya dari kerusakan lingkungan ini seringkali tidak dimasukkan dalam harga produk yang dihasilkan oleh industri tersebut, sehingga merugikan masyarakat luas yang memerlukan lingkungan yang sehat untuk hidup mereka.
Hal ini menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat, diantaranya adalah terganggunya kesehatan dan lingkungan hidup. Dampak negatif ini tentu saja tidak diinginkan oleh masyarakat. Namun, karena tidak adanya opsi alternatif, masyarakat terpaksa menerima dampak negatif ini sebagai konsekuensi dari aktivitas industri.
Dalam penyelesaian kasus eksternalitas ini, pemerintah harus mengambil tindakan yang mencakup seluruh industri beserta masyarakat terkait, termasuk diantaranya dengan membuat regulasi yang ketat tentang limbah dan polusi. Menetapkan standar yang jelas dan mempertimbangkan dampak eksternalitas yang dihasilkan oleh setiap industri. Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan insentif atau denda bagi industri yang mematuhi atau melanggar regulasi untuk memberikan motivasi bagi industri untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan dan masyarakat.
Kasus ini sendiri telah dihadapi oleh warga Karawang Jawa Barat. Pada 2022 kualitas udara di Karawang semakin memburuk, hal ini juga di tambah dengan ditebangnya pepohonan. Pencemaran udara yang di ambang batas ini memberi efek negatif pada warga sekitar, semakin banyaknya warga yang menderita sakit pada pernapasan karena kualitas udara yang memburuk.
Sebagai kesimpulan, kasus eksternalitas ekonomi di Indonesia masih menjadi masalah yang perlu diatasi dengan cepat dan tepat. Pemerintah, industri, dan masyarakat harus bersama-sama mengambil tindakan yang efektif untuk mengurangi dampak-dampak negatif ini dan menjamin kesejahteraan masyarakat secara bersama-sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H