Mohon tunggu...
Dinda novelia
Dinda novelia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa pendidikan sejarah dan sosiologi. because by writing I can capture my thoughts, and hope to benefit the reader

Be your self and happy Temukan saya di instagram @dinda.nvl

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Salahnya Nikah Muda?

6 September 2019   11:16 Diperbarui: 6 September 2019   11:47 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di zaman yang modern sekarang ini, banyak sekali yang memutuskan untuk menikah muda , di awal usia antara 20-an bahkan dibawah usia 20 sudah banyak sekali teman-teman saya yang memutuskan untuk menikah muda dengan alasan karena sudah waktu nya tanpa mempertimbangkan plus minus nya.

Memang tidak ada yang salah dari pernikahan di usia yang masih muda, bahkan agamapun menganjurkan untuk menyegerakan menikah  hanya saja banyak sekali orang-orang yang mengaggap bahwa menikah di usia  muda adalah sebuah kecerobohan atau kalo dalam bahasa daerah saya (bondo nekat atau modal nekat), karena diusia yang masih muda seseorang dianggap masih belum siap secara fisik, kematang pemikiran  maupun finansial selain itu nikah muda  rentan terhadap perceraian, depresi, KDRT hingga menyebabkan bunuh diri.  "nikah kok masih muda emang anak orang mau dikasih makan apa???" bla bla bla, begitulah kata tetanggaku kalo melihat anak nikah muda .

Memang apa salahnya sih nikah muda?? Dari pada gak nikah-nikah hehe.. menurut saya nikah di usia muda ataupun tua sama-sama memiliki resiko, tanggung jawab yang sama dan kewajiban yang sama, yang membedakan hanyalah karena faktor usia.  

Menurut pendapat teman saya yang menikah diusia yang masih muda, sebenarnya kedewasaan seseorang tidak bisa diukur dari seberapa muda atau tua usia seseorang, kedewasaan seseorang dapat ditentukan oleh pengalaman yang pernah ia alami selama perjalanan hidupnya.

Kalo boleh bercerita, teman saya ini menikah diusia yang terbilang masih belia, setelah lulus SMA ia langsung memutuskan untuk menikah, suaminya berusia 19tahun dan ia lebih muda dua tahun dari suaminya tersebut, saya masih ingat ketika mereka hendak menikah desain undangayan sangat sederhana sekali, jangankan  foto prewed nama calon mempelainya pun ditulis manual dengan bulpen, maharnya pun hanya  uang 100ribu saat itu.

Tidak seperti gadis-gadis yang lainnya yang mendapatkan mahar dengan jumlah  uang sedikitnya 300ribu-1juta dan mas kawin berupa cincin, gelang dan kalung. ia hanya mendapatkan sebuah cincin saja saat itu, pestanya pun sangat sederhana hanya ada walimah iringan sholawat dan rebana. Hal inilah yang menjadi bahan ejekan oleh orang-orang disekitar mereka, dari shabat, teman, tetangga hingga kerabat mereka sendiri menibirnya "gak punya apa-apa kok nikah, palingan bentar lagi juga keteteran terus cerai".

Diawal pernikahan ia mengaku kondisi finansialnya belum layak disebut mapan tapi mereka tak sedikitpun mengeluh atau berfikir meminta bantuan dari orang tuanya, mereka tinggal di rumah kecil pemberian  dari orangtuanya, kondisi rumahnya kosong melompong pada waktu itu hanya ada kasur untuk tidur dan peralatan dapur seadanya saja. Tidak ada tv, meja ataupun kursi. Suaminya pun sehari-harinya bekerja sebagi pedagang sayur di pasar dan menyambi sebagai petani setelah ia selesai berjualan dipasar .

Setalah 2tahun menikah ketika saya berkunjung kerumahnya bersama teman-teman saya yang lainnya waktu lebaran , teman saya yang pernah kami remehkan karena mereka menikah diusia muda dan tidak bermodalkan apa-apa ini keadaan nya berubah drastis, rumahnya telah direnovasi,  property didalam rumahnya pun juga modern , sofa, bufet, lemari, meja makan serta semua yang ada didalam rumah tersebut modern sekali, semua barang-barangnya keluaran terbaru, bahkan didepan rumahnya pun terparkir sebuah mobil Mitshubishi elsapek (untuk suaminya bekerja). 

Bahkan bapak saya yang selama bertahun-tahun berumah tangga dan bekerja ingin membeli sebuah mobil elsapek untuk keperluan bekerja saja belum mampu hehe.

Sempat saya dan teman-teman yang lainnya terheran-heran dengan perubahan tersebut dan berfikir mungkin teman saya dan suaminya ini mencari pesugihan atau berhutang kepada Bank wkwkwk, namun tebakan kami kali ini salah.

Ia bercerita bahwa merka memang berkomitmen untuk menikah diusianya yang masih muda, suaminya bekerja siang dan malam tanpa mengeluh, uang hasil berdagang sayur dipasar mereka gunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan hasil dari suaminya bertani mereka gunakan untuk menabung dan membeli perlatan rumah tangga hingga kini mereka menjalani kehidupan yang layak tanpa ada masalah finansial  meskipun pernikahan mereka terbilang  Nikah muda dan banyak yang meremehkan namun suami dari teman saya ini sangat bertanggung jawab sekali , ia menyiapkan diri sejak ia masih muda, belajar mandiri, bekerja keras, dan pantang menyerah.

Ia mengaku tidak merasa kesulitan sama sekali selama menjani pernikahannya, bahkan  ia mengaku setelah mereka menikah segala urusannya malah menjadi lebih mudah, Dagangan suaminya laris manis dan hasil Bertaninya sukses, setiap 6bulan sekali ia masih mendapatkan uang sejumlah 50juta jika ia menanam wortel dan jika menanam cabai ia mendapatkan sedikitnya 6,5juta setiap minggunya, bayangkan berapa puluh juta kah jika dalam kurun waktu selama 3bulan ia memanen cabai???

Bertengkar karena hal kecil sudah biasa, namun tidak pernah sesekali mereka bertengkar hebat karena hal sepele, setiap masalah demi masalah berhasil mereka selesaikan dengan cara yang bijak . namanya juga rumah tangga tidak selamanya mulus-mulus saja pasti ada kerikil atau batu besar yang menghiasi pernikahan mereka. Lalu apa salahnya nikah di usia yang masih muda jika satu sama lain sudah mampu dan bertanggung jawab dan saling berkomitmen???

Tidak ada salahnya menikah diusia yang masih muda atau tua,pernikahan adalah jalan yang baik, masing-masing dari pernikahan memiliki resiko yang sama, tanggung jawab yang sama, masalah yang kurang lebih juga sama. Memang banyak kisah nikah muda yang akhirnya gagal karena faktor mental dan kurang matangnya pemikiran, raganya 20tahun tapi mentalnya masih anak-anak. 

Tapi bukan berarti nikah muda akan selalu berujung pada kegagalan, banyak orang yang membuktikan bahwa dengan menikah prestasi makin melejit, rezeki makin lancar, karir makin melangit, dan semangat suksespun makin bangkit, karena dengan menikah prestasi makin melejit, rezeki makin lanar, karir makin melangit, dan semangat suksespun makin bangkit, karena menikah adalah jalan yang baik.

Tidak peduli tua atau muda, menikah tetaplah menikah Tuhan tidak akan pilih-pilih menolong hambanya karena faktor usia, menikah adalah jalan yang baik jika ada masalah Tuhan pun ikut turun tangan untuk menyelesaikan , membantu, menyukseskan dan memapankan. 

Jadi jika ada gagalnya sebuah pernikahan  dalam suatu hubangan masalahnya bukan di faktor usia atau nikah mudanya, tapi di masing-masing orangnya jadi apa masalahnya jika kita ingin nikah muda?? 

Tidak masalah!!! Sekali lagi menikah adalah jalan yang baik, bukankah Tuhan yang berjanji bahwa orang yang menikah dalam keadaan pas-pasan, Tuhan yang akan mengayakan, siapa yang menikah dalam rangka menggapai rida Allah maka Allah  yang akan turun tangan untuk membantunya di setiap maslah yang ada dalam pernikahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun