Mohon tunggu...
Dinda Melanie
Dinda Melanie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jika hidup adalah permainan main kan tapi jika hidup adalah mimpi wujudkan karna setiap langkah hidup itu menentukan nasib mu di kemudian hari

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teori Erick Erickson

18 Januari 2025   18:32 Diperbarui: 18 Januari 2025   18:32 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Teori Psikososial Erik Erikson: Memahami Perkembangan Manusia

Teori Psikososial yang dikemukakan oleh Erik Erikson merupakan salah satu teori perkembangan yang paling berpengaruh dalam psikologi. Teori ini menjelaskan bagaimana individu mengalami serangkaian tahap perkembangan sepanjang hidup mereka, yang masing-masing berfokus pada konflik psikososial tertentu. Erikson percaya bahwa perkembangan manusia tidak berhenti pada masa kanak-kanak, melainkan berlangsung seumur hidup.

Delapan Tahap Perkembangan Psikososial

Erikson membagi perkembangan manusia menjadi delapan tahap, di mana setiap tahap ditandai oleh konflik yang harus diselesaikan. Penyelesaian konflik ini akan membentuk kepribadian dan kemampuan individu untuk menghadapi tantangan hidup.

1. Tahap Kepercayaan vs Ketidakpercayaan (0-1 tahun)

Pada tahap ini, bayi belajar untuk mempercayai dunia di sekitarnya melalui hubungan dengan pengasuh. Jika kebutuhan dasar, seperti makanan dan kasih sayang, terpenuhi secara konsisten, bayi akan mengembangkan rasa percaya. Sebaliknya, ketidakpercayaan dapat muncul jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi.

2. Tahap Otonomi vs Rasa Malu dan Keraguan (1-3 tahun)

Anak-anak mulai mengembangkan kemandirian. Mereka belajar melakukan hal-hal sendiri, seperti berjalan dan berbicara. Dukungan dari orang dewasa akan meningkatkan rasa percaya diri, sedangkan kritik atau kontrol berlebihan dapat menyebabkan rasa malu dan keraguan pada kemampuan diri.

3. Tahap Inisiatif vs Rasa Bersalah (3-6 tahun)

Pada tahap ini, anak-anak mulai mengeksplorasi dunia mereka dan mengembangkan rasa inisiatif. Jika mereka didukung, mereka akan merasa mampu untuk mencoba hal-hal baru. Namun, jika mereka sering dimarahi atau dilarang, rasa bersalah dapat berkembang.

4. Tahap Industri vs Rasa Rendah Diri (6-12 tahun)

Selama masa sekolah, anak-anak mulai mengembangkan keterampilan dan merasa kompeten. Pujian atas usaha mereka akan membangun rasa bangga, sedangkan kegagalan atau kritik yang berlebihan dapat menyebabkan rasa rendah diri.

5. Tahap Identitas vs Kebingungan Peran (12-18 tahun)

Masa remaja adalah waktu untuk mencari jati diri. Remaja mencoba memahami siapa mereka dan apa tujuan hidup mereka. Jika mereka berhasil menemukan identitas mereka, rasa percaya diri akan terbentuk. Jika tidak, mereka mungkin merasa bingung dan kehilangan arah.

6. Tahap Intimasi vs Isolasi (18-40 tahun)

Pada masa dewasa awal, individu mulai membangun hubungan yang intim dan penuh komitmen. Keberhasilan dalam menjalin hubungan ini akan menciptakan rasa keterikatan, sedangkan kegagalan dapat menyebabkan isolasi dan kesepian.

7. Tahap Generativitas vs Stagnasi (40-65 tahun)

Masa dewasa tengah ditandai dengan keinginan untuk memberikan kontribusi kepada generasi berikutnya, misalnya melalui pekerjaan atau keluarga. Jika individu merasa tidak produktif, mereka dapat mengalami stagnasi atau kehilangan makna hidup.

8. Tahap Integritas vs Keputusasaan (65 tahun ke atas)

Tahap akhir kehidupan adalah waktu untuk merefleksikan kehidupan. Jika individu merasa puas dengan pencapaian mereka, mereka akan merasakan integritas. Namun, jika mereka merasa penuh penyesalan, keputusasaan dapat muncul.

Pentingnya Teori Erikson

Teori Erikson memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana perkembangan psikososial memengaruhi kehidupan individu. Teori ini menyoroti pentingnya dukungan sosial, pengalaman hidup, dan resolusi konflik dalam membentuk kepribadian dan kesejahteraan psikologis.

Erikson juga menekankan bahwa kegagalan dalam menyelesaikan konflik pada tahap tertentu bukanlah akhir dari perkembangan, melainkan tantangan yang dapat diatasi pada tahap berikutnya. Dengan demikian, teori ini memberikan harapan bahwa manusia selalu memiliki peluang untuk tumbuh dan berkembang sepanjang hidup mereka.

Kesimpulan

Teori Psikososial Erikson adalah alat yang sangat berguna untuk memahami perkembangan manusia secara holistik. Dengan mengenali tahap-tahap ini, individu dapat memahami tantangan yang mereka hadapi di setiap fase kehidupan dan berupaya untuk mengatasinya dengan lebih baik. Teori ini mengajarkan bahwa setiap konflik adalah peluang untuk pertumbuhan dan pembentukan kepribadian yang lebih matang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun