Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang memiliki dampak negatif signifikan terhadap kesehatan. Kebiasaan ini tidak hanya memengaruhi kesehatan perokok aktif, tetapi juga perokok pasif---orang-orang yang terpapar asap rokok---yang juga bisa terkena dampak buruknya.Â
Dampak buruk dari merokok sudah terbukti secara ilmiah dan mencakup berbagai penyakit serius seperti kanker paru-paru, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah, impotensi, masalah kehamilan, hingga penyakit langka yang menyerang tubuh.
Sayangnya, meskipun bahaya rokok sudah sangat dikenali bahkan terlampir di bungkus rokok tidak menghentikan kebiasaan mereka untuk berhenti merokok. Sebab, zat dari rokok yaitu nikotin sangat bersifat adiktif dan menyebabkan kecanduan secara fisik maupun psikologis. Apalagi kebiasaan yang ada kaitannya dengan kebiasaan dan rurinutas. Ada beberapa cara untuk mengurangi rokok secara bertahap seperti:Â
1.Rencana dan niat
Buatlah rencana untuk berhenti dan harus memiliki niat untuk memperbaiki taraf hidup.
2.Cari dukungan
Lingkungan yang mendukung akan sangat amat berpengaruh pada moral kita untuk berhenti merokok.
3.Hindari pemicu
Identifikasi suatu situasi yang sekiranya dapat memixu keinginan untuk merokok. Bisa didistraksi dengan mencari kesibukan seperti mengunyah permen karet atau meditasi.
4.Tetapkan tujuan
Tujuan yang jelas akan sangat membantu, buat tujuan mengurangi jumlah rokok per hari atau per minggu. Rayakan setiap pencapaian kecil di setiap milestonenya agar tetap termotivasi dan terus maju.
5.Bantuan profesional
Mencari bantuan dokter atau meminta bantuan di hotline yang ada di bungkus rokok. Agar dapat mendapatkan bantuan secara spesifik dan efektif.
Dengan memahami bahaya merokok dan menerapkan tahapan diatas untuk mengurangi intensitas merokok, akan sangat berpengaruh  dan membuat kehidupan bebas dari asap dan menaikkan taraf hidup dan kesehatan tubuh menjadi lebih baik.
selain berdampak positif pada kesehatan, berhenti merokok juga sangar memengaruhi kesehatan emosional dan psikologis apalagi terhadap mahasiswa yang umumnya masih berumur muda dan memiliki emosi yang belum seimbang.Â
Dalam jangka panjang, keputusan untuk mengurangi atau bahkan berhentu merupakan investasi di umur tua yang sangat bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan yang lebih besar dan berharga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H