Mohon tunggu...
Dinda Juwita
Dinda Juwita Mohon Tunggu... -

teman bercinta sepi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Tiga Kartu Poker

28 September 2012   17:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:31 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jikalau hidup adalah permainan poker, berarti meja adalah ladang taruhan, kita tidak tahu kartu apa yang kita pegang, sampai semua kartu keluar dan bandar akhirnya memutuskan, engkau menang atau kalah.

-------

"Tunggu sebentar ya mbak, semua sedang dipersiapkan"

"Iya"

Senyum manis karyawan salon itu memberi sedikit ketenangan padaku, setidaknya ada tempat untukku perawatan di salon kesayanganku ini. menjadi ratu sehari adalah impian setiap wanita, untuk hari itu aku harus cantik, harus lebih cantik dari semua tamu undangan yang hadir.

"mau spa ya mbak?"

"eh, iya..."

kaget aku ketika seorang perempuan setengah baya menyapaku, dia cantik, seksi dan kulitnya bagus, menutupi usianya yang sudah mulai meredup.

"Nikahnya kapan nih?"

"Dua minggu lagi"

Begitu cepatnya kami akrab, namanya Tante As, perempuan setengah baya itu bercerita dengan suaranya yang empuk dan menyenangkan, setidaknya bisa mengurangi kejenuhan selama menunggu giliran perawatan.Lelakiku menelpon ketika kami sedang asyik bercerita.

"Sebentar ya Tante", pamitku padanya

"eh, iya, nggak papa"

"Halo?"

"Kok, lama diangkat, kamu lagi dimana?"

"Aku lagi disalon, ada apa sih, kok jutek gitu bahasanya?"

"Lagi kesel!"

"Kesel sama siapa?"

"Aku kesal melihat pemimpin-pemimpin munafik negeri ini"

"Kan udah jamannya sayang, kalo nggak munafik bukan pempimpin Indonesia namanya, kok sewot gitu sih, udah dong, negeri ini harus tenggelam dulu sedalam-dalamnya, terkubur, tertimbun sampai hancur, baru kemudian lahir Indonesia baru, kalo nggak itu  jangan harap, korupsi seperti virus, tapi pembasmi virusnya juga virusan"

"Seharusnya semua anak-anak, entah dimana pun mereka berada, mau dikolong jembatan, di hutan pedalaman, atau di tanah-tanah tandus, mereka berhak dapat pendidikan yang layak, itu kalau negerinya mau maju"

"Seharusnya kan begitu sayang, kalo nggak mana mungkin aku suruh satu-satunya laki-laki yang cinta pergi kesana, mengajar mereka membaca, menulis dan mengajari mereka bicara dengan orang asing"

"Kamu nyesal?"

"Nggak, aku cuma kadang-kadang pengen kayak orang-orang yang punya kekasih, nonton film, lihat-lihat buku di Gramed, diskusi ini itu, tapi kita berdekatan, pengen gini nggak sering kok, cuma sesekali aja, nggak papa kan, hehehhe..."

"Emang aku nggak?, aku juga lah, mestinya kamu disini, jadi tiap kali aku pulang ke markas yang kulihat itu wajah teduh kamu, pipi kamu yang berlubang karena bibirmu yang mengembang, mata lebarmu yang menyipit seperti orang jepang kalau kau tertawa lepas, aku bisa bersandar di bahu kamu, di pijitin, di bikinin kopi, kita cuci baju sama-sama, kamu masak dan aku yang cuci piring kita sehabis makan"

"Eh, kamu laki-laki kok curhat lebih banyak ketimbang aku sih?"

"Aku kangen banget sama kamu?"

"Emang aku nggak?, aku juga, tapi kita adalah orang-orang dengan ketegaran luar biasa, aku mencintaimu karena itu aku sanggup sendiri, aku tahu cita-citamu mulia, tidak semua orang punya fikiran seperti kamu, merelakan semua impian sendiri tentang masa depan demi mengajar mereka yang jauh, masuk keluar hutan cuma untuk mereka bisa membaca dan menulis"

"aku jatuh cinta pada mereka sayang, mereka luar biasa, hebat-hebat dan cerdas, aku yakin kalau saja pemimpin kita memberikan sedikit perhatian,  mereka tak ubahnya peluru-peluru bangsa sehingga kita bukan lagi bangsa terbelakang dan bodoh"

aku terus dan sabar mendengar lelaki ku bicara soal anak-anak pedalaman itu, keresahan dan keprihatinannya akan pendidikan anak-anak itu. wujud cinta memang aneh-aneh, aku mendengar dia bercerita dengan segala ke prihatinannya tapi dari sebuah salon dimana aku memanjakan diriku dengan hal-hal yang katanya mubazir dan buang-buang waktu karena tanpa perawatan apapun aku sudah cantik, itu yang membuatnya jatuh cinta padaku sejak pertama kami bertemu di sebuah acara sosial 5 tahun yang lalu. tapi itulah cinta, entah kenapa aku pun jatuh cinta padanya, mungkin karena sikapnya yang tembak langsung, arogan dan egois, tapi tetap punya keikhlasan luar biasa. Namanya King, aku cinta padanya.

"King my love, udah dulu ya sayang, aku udah dapat giliran, take care ya. I Love you"

"I love you too...you're my Queen forever"

Tante As yang dari tadi disebelahku, keliatan sedikit bingung.

"Kenapa tante, ada yang aneh?" tanyaku sedikit menggoda

"King?"

"Iya, dia King my love, cintaku, lelakiku, pria yang aku cintai sampai nanti dan selamanya!"

"Lalu, tadi yang mengantarmu itu siapa?". kelihatan sekali Tante As semakin heran dan wajahnya tambah penasaran.

"Dia Jack tante, 2 minggu lagi aku menikah dengannya, nanti tante datang ya"

"Kuambil satu undangan kosong dari dalam tas ku, Tante As, masih diam, heran, bingung dan wajahnya menampakkan sungguh tak percaya dengan apa yang dia dengan dan dia lihat tentangku"

"Tante?"

"Ya"

"Aku mencintai King, karena itu aku membiarkan dan melepaskan dia dengan smua impian dan cita-cita, setidaknya cintaku bisa menemani hari-harinya disana, sampai apa yang dia cita-citakan terwujud, tapi aku harus menikah dan Jack calon suamiku"

"maksudnya?"

"Aku Queen, mencintai King, tapi Jack dia jadi suamiku dua minggu lagi, tante jangan lupa datang ya?"

kutinggalkan Tante As dengan seribu tanda tanya dan rasa heran, ruangan spa untukku sudah siap. It's me Queen, I love King, but Jack, he is my life.

----

Inspirasi : Poker :D ---DJH Night Show--:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun