Mohon tunggu...
Dinda Juwita
Dinda Juwita Mohon Tunggu... -

teman bercinta sepi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Tiga Kartu Poker

28 September 2012   17:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:31 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sebentar ya Tante", pamitku padanya

"eh, iya, nggak papa"

"Halo?"

"Kok, lama diangkat, kamu lagi dimana?"

"Aku lagi disalon, ada apa sih, kok jutek gitu bahasanya?"

"Lagi kesel!"

"Kesel sama siapa?"

"Aku kesal melihat pemimpin-pemimpin munafik negeri ini"

"Kan udah jamannya sayang, kalo nggak munafik bukan pempimpin Indonesia namanya, kok sewot gitu sih, udah dong, negeri ini harus tenggelam dulu sedalam-dalamnya, terkubur, tertimbun sampai hancur, baru kemudian lahir Indonesia baru, kalo nggak itu  jangan harap, korupsi seperti virus, tapi pembasmi virusnya juga virusan"

"Seharusnya semua anak-anak, entah dimana pun mereka berada, mau dikolong jembatan, di hutan pedalaman, atau di tanah-tanah tandus, mereka berhak dapat pendidikan yang layak, itu kalau negerinya mau maju"

"Seharusnya kan begitu sayang, kalo nggak mana mungkin aku suruh satu-satunya laki-laki yang cinta pergi kesana, mengajar mereka membaca, menulis dan mengajari mereka bicara dengan orang asing"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun