Mohon tunggu...
Dinda Juwita
Dinda Juwita Mohon Tunggu... -

teman bercinta sepi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Tiga Kartu Poker

28 September 2012   17:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:31 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Kamu nyesal?"

"Nggak, aku cuma kadang-kadang pengen kayak orang-orang yang punya kekasih, nonton film, lihat-lihat buku di Gramed, diskusi ini itu, tapi kita berdekatan, pengen gini nggak sering kok, cuma sesekali aja, nggak papa kan, hehehhe..."

"Emang aku nggak?, aku juga lah, mestinya kamu disini, jadi tiap kali aku pulang ke markas yang kulihat itu wajah teduh kamu, pipi kamu yang berlubang karena bibirmu yang mengembang, mata lebarmu yang menyipit seperti orang jepang kalau kau tertawa lepas, aku bisa bersandar di bahu kamu, di pijitin, di bikinin kopi, kita cuci baju sama-sama, kamu masak dan aku yang cuci piring kita sehabis makan"

"Eh, kamu laki-laki kok curhat lebih banyak ketimbang aku sih?"

"Aku kangen banget sama kamu?"

"Emang aku nggak?, aku juga, tapi kita adalah orang-orang dengan ketegaran luar biasa, aku mencintaimu karena itu aku sanggup sendiri, aku tahu cita-citamu mulia, tidak semua orang punya fikiran seperti kamu, merelakan semua impian sendiri tentang masa depan demi mengajar mereka yang jauh, masuk keluar hutan cuma untuk mereka bisa membaca dan menulis"

"aku jatuh cinta pada mereka sayang, mereka luar biasa, hebat-hebat dan cerdas, aku yakin kalau saja pemimpin kita memberikan sedikit perhatian,  mereka tak ubahnya peluru-peluru bangsa sehingga kita bukan lagi bangsa terbelakang dan bodoh"

aku terus dan sabar mendengar lelaki ku bicara soal anak-anak pedalaman itu, keresahan dan keprihatinannya akan pendidikan anak-anak itu. wujud cinta memang aneh-aneh, aku mendengar dia bercerita dengan segala ke prihatinannya tapi dari sebuah salon dimana aku memanjakan diriku dengan hal-hal yang katanya mubazir dan buang-buang waktu karena tanpa perawatan apapun aku sudah cantik, itu yang membuatnya jatuh cinta padaku sejak pertama kami bertemu di sebuah acara sosial 5 tahun yang lalu. tapi itulah cinta, entah kenapa aku pun jatuh cinta padanya, mungkin karena sikapnya yang tembak langsung, arogan dan egois, tapi tetap punya keikhlasan luar biasa. Namanya King, aku cinta padanya.

"King my love, udah dulu ya sayang, aku udah dapat giliran, take care ya. I Love you"

"I love you too...you're my Queen forever"

Tante As yang dari tadi disebelahku, keliatan sedikit bingung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun