"Tapi apa Bimo?"
"Tapi seperti ada yang hilang, aku juga tidak tahu, badanku serasa melayang, hampa, dadaku seperti ada lubang menganga, sering sesak dan sakit, tiap kali dalam sunyi ku ingat Amy, aku turun kebawah, ku ketuk-ketuk pintu apartemen Amy, tak ada jawaban dan di kunci, aku lari ke parkiran mungkin Amy disana, dia pun tak ada juga, ku kejar lagi Amy ke taman, siapa tahu dia menungguku disana dan minta ditemani melihat bulan, Amy juga tidak ada!!!"
Kusodorkan tisu, "Kemana Amy, kenapa dia?"
"Dia pergi Queen, hari itu benar-benar hari terakhir aku melihat Amy, pelukan itu benar-benar pelukan terkahir Amy buatku, saat itu aku masih tak percaya, kupikir saat itu dia bercanda, tapi ternyata sungguhan. Amy benar-benar pergi!"
"Menangislah" kataku
"Aku laki-laki Queen!"
"Menangislah, tak apa"
lalu sambil menangis Bimo kembali bicara
"Kupikir ini gila ketika dia menawarkan diri untuk jadi kekasih sementaraku sambil menunggu kepulangan Nadia dan menemani kesendirianku, ternyata itu caranya mencintaiku Queen, Amy sungguh-sungguh mencintaiku, dia rela melakukan semua itu karena dia mencintaiku Queen, Amy mencintaiku dengan tulus, lalu aku?"
"Kamu kenapa?"
"Please, jangan tanya lagi!"