Kasus Pegi Setiawan mencerminkan banyaknya tantangan yang dihadapi korban salah tangkap dalam mencari keadilan di Indonesia. Meskipun ia akhirnya dinyatakan tidak bersalah, dampak psikologis dan sosial yang dialaminya selama penahanan tidak bisa begitu saja hilang. Pegi, seperti banyak korban salah tangkap lainnya, harus menjalani proses yang panjang dan melelahkan untuk mendapatkan kompensasi yang layak, dan meski akhirnya memperoleh kompensasi, jumlahnya sering kali tidak mencukupi.
Pemerintah diharapkan mengambil langkah-langkah nyata untuk memperbaiki sistem ini. Reformasi yang lebih luas dan mendalam sangat diperlukan agar kasus-kasus salah tangkap seperti ini tidak lagi terjadi, dan jika terjadi, korban dapat dengan cepat mendapatkan kompensasi yang sesuai dan layak. Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi penegakan hukum di Indonesia. Jika kebijakan kompensasi tidak diperbaiki, kasus-kasus salah tangkap akan terus mencoreng citra sistem hukum dan menciptakan ketidakpercayaan di masyarakat terhadap aparat penegak hukum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H