Kognitif adalah proses mental kompleks yang meliputi penerimaan, pengorganisasian, dan penggunaan informasi untuk memahami dunia serta memecahkan masalah. Proses ini mencakup persepsi, perhatian, ingatan, bahasa, dan pemecahan masalah, serta terdiri dari tahapan seperti pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Jean Piaget berpendapat bahwa kognitif adalah proses adaptasi anak terhadap lingkungannya, di mana anak aktif membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan. Anak-anak berfungsi seperti ilmuwan kecil yang bereksperimen untuk memahami objek dan peristiwa sekitar. Menurut Piaget, mereka mengendalikan perkembangan kognitif mereka dengan mengamati dan berinteraksi dengan benda-benda di lingkungan mereka.
Perkembangan kognitif merupakan aspek penting dalam pertumbuhan manusia yang berkaitan dengan pemahaman dan pengetahuan, mencakup semua proses psikologis dalam mempelajari dan memikirkan lingkungan. Menurut Chaplin (2001) kognisi mencakup berbagai bentuk pengenalan, seperti memahami, mengamati, dan menilai, dan sering dipertentangkan dengan keinginan dan perasaan.
Istilah kognitif menggambarkan aktivitas mental yang berkaitan dengan persepsi, pemikiran, ingatan, dan pengolahan informasi, yang memungkinkan individu untuk memperoleh pengetahuan dan merencanakan masa depan. Perkembangan kognitif dimulai sejak bayi, dengan potensi biologis yang sudah ada sejak prenatal. Piaget menyatakan bahwa pemikiran anak berkembang melalui tahap-tahap tertentu: tahap sensori-motorik (0-2 tahun), tahap pre-operasional (2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-12 tahun), dan tahap formal operasional setelahnya.Â
Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Teori perkembangan kognitif, juga dikenal sebagai teori perkembangan intelektual, berfokus pada kesiapan anak untuk belajar melalui tahapan perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Menurut Piaget, perkembangan kognitif adalah proses genetik yang bergantung pada mekanisme biologis sistem saraf. Seiring bertambahnya usia, kompleksitas struktur saraf dan kemampuan kognitif seseorang meningkat.
Piaget menjelaskan bahwa anak-anak mengembangkan kemampuan berpikir secara bertahap, dari konkret ke abstrak, dengan skema kognitif yang terbentuk pada setiap tahap. Proses ini melibatkan pembentukan skema, yaitu cara individu memahami lingkungan. Empat tahapan utama perkembangan kognitif adalah:
1. Tahap Sensori Motor (0-2 tahun): Bayi memahami lingkungan melalui indera dan gerakan. Mereka mulai menyadari bahwa perilaku tertentu menghasilkan akibat. Kemampuan yang muncul termasuk melihat diri sebagai makhluk terpisah dan mendefinisikan objek melalui manipulasi.
2. Tahap Pra-Operasional (2-7 tahun): Anak mengandalkan persepsi untuk memahami realitas. Meskipun kemampuan bahasa dan ingatan berkembang, egosentrisme membatasi pemahaman mereka, menyebabkan kesulitan dalam melihat perspektif orang lain.
3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun): Pemikiran logis mulai berkembang. Anak dapat memahami bahwa sifat-sifat objek (seperti ukuran dan bentuk) tidak memengaruhi kuantitas. Mereka dapat melakukan klasifikasi dan pengelompokan, tetapi belum sepenuhnya menyadari prinsip yang mendasarinya.
4. Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas): Anak mampu berpikir abstrak dan mengembangkan hipotesis. Mereka dapat melakukan penalaran ilmiah dan menyusun generalisasi, serta bekerja secara sistematis dan efektif.
Piaget juga menekankan bahwa perkembangan skema bersifat universal, meskipun kecepatan dan bentuknya bervariasi, dipengaruhi oleh kematangan, pengalaman, sosialisasi, dan pengaturan diri.
Perkembangan Metakognitif
Metakognitif, istilah yang diperkenalkan oleh Flavell pada 1976, merujuk pada proses pemikiran yang lebih tinggi. Menurut Anderson dan Krathwohl (2001), metakognitif adalah salah satu jenis pengetahuan dalam taksonomi, ditempatkan diurutan tertinggi setelah pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural. Metakognisi melibatkan kontrol aktif selama proses berpikir dalam pembelajaran.
Teori metakognitif sebagian besar terinspirasi oleh penelitian J.H. Flavell dan A.L. Brown. Flavell lebih fokus pada anak-anak, menunjukkan bahwa bahkan anak kecil sudah menyadari pikiran sebagai fenomena mental yang terkait dengan dunia fisik. Anak usia 3 tahun dapat memahami bahwa pikiran itu internal dan unik, serta membedakan antara pikiran dan pengetahuan.