Kita mengenal bahwa semua perusahaan memiliki sifat untuk mencari untung sebanyak-banyaknya dengan biaya secukupnya. Seperti yang kita ketahui, perusahaan biasanya menentukan berapa produk yang dibuat, berapa biaya yang akan dikeluarkan, bagaimana keadaan pasar agar bisa memiliki probabilitas untuk meraih untung yang banyak. Namun, munculah perusahaan yang menerapkan sistem baru bahwa perusahaan tersebut baru akan membuat barang saat barang tersebut dipesan oleh konsumen. Sistem ini dikenal dengan Just in time atau JIT.
Just in time
Just in Time adalah sistem produksi untuk mengurangi biaya, pengerjaan yang efisien serta memperoleh kualitas yang diinginkan oleh perusahaan. Sistem ini dibuat untuk meminimalisir pemborosan karena overproduction, excess inventory, waiting (menunggu proses produksi yang lama).
Sistem ini pertama kali diterapkan oleh Toyota Motor Corporation.Pada tahun 1937 kata Just in Time pertama dicetuskan oleh Kiichiro Toyota lalu berbagai dilakukanlah beberapa pengembangan dengan penambahan takt time, standardized work, kanban, and supermarkets di tahun 1950.
Kepopulerannya bermulai dari Toyota yang ikut dalam kegiatan joint venture bersama pabrik BMC atau Leyland Australia di Sydney dari tahun 1950an sampai 1970an. Penyebaran informasi metode JIT terjadi pada tahun 1977 dan dimuat dalam dua artikel berbahasa inggris.
Artikel pertama menyebut sistem ini dengan nama sistem Ohno yang diambil dari nama pengembang Toyota Taiich Ohno. Artikel lainnya di tulis dalam jurnal Toyota yang lalu publikasi implementasi nya tahun 1980.Belum ditemukannya alasan yang pasti mengapa pengembang menggunakan sistem ini.
Beberapa perkiraan alasan Toyota menganut sistem JIT :
- Kelemahan dalam bidang finansial Jepang membuat industri di Jepang sulit untuk membiayai produksinya
- Jepang tidak memiliki ruangan atau daerah untuk menyimpan kelebihan persediaan
- Jepang kekurangan sumber daya alam untuk menciptakan produk- produknya
- Jepang memiliki pengangguran yang tinggi
Prinsip-prinsip dasar JIT
Kanban atau sistem produksi yang terjadwal sesuai pesanan
Dalam Just in Time dikenal dengan istilah Kanban. Kanban merupakan sistem penjadwalan yang mentrigger untuk memproduksi barang dan berapa banyak yang akan diproduksi sesuai dengan permintaan pasar. Jadi bukan merupakan sistem untuk mengatur jumlah persediaan atau inventory dimana bila stock habis harus segera di lakukan order kembali untuk re-stock. Kanban adalah alat yang efektif untuk melakukan produksi secara keseluruhan. Sistem manufaktur akan dioperasikan bila masuk order dalam jumlah tertentu. Tujuannya untuk memproduksi finish goods tepat waktu dan pada batas jumlah yang akan di konsumsi (Just in Time). Proses produksi menghasilkan barang sebanyak yang dibutuhkan konsumen dan sepecatnya dikirim untuk menekan holding cost.
Meminimalisir waste/pemborosan
Scrap, waiting time, overproduction perlu diminimalisir dalam setiap proses produksi. Semua bahan-bahan mentah harus digunakan secara effisien untuk memenuhi target produksi.
Perbaikan work flow secara berkelanjutan dan peningkatan kualitas produk
Sistem Just In Time bertujuan untuk menghindari penimbunan atau bottleneck dan kegiatan tidak produktif yang menghambat production flow. Menciptakan kualitas yang sempurna sebagai salah satu tujuan utama Just in Time. Sistem Just In Time juga memilki quality control secara rutin sehingga tidak menolerin kecacatan product atau zero defect.
Mengurangi segala bentuk contingencies atau kedaan tak terduga
Persediaan yang berlebih bertujuan untuk bisa mengantisipasi permintaan yang fluktuatif dan segala kondisi yang tidak terduga seperti kenaikan harga atau kelangkaan, justru akan berubah menjadi waste atau pemborosan jika tidak digunakan. Dengan mengedepankan pengefisiensian waktu maka industri dapat menghindari hal hal yang menciptakan biaya besar. Oleh karena itu dalam perencanaan dan penjadwalan produksi harus bisa dibuat dan diawasi secara baik dan teliti. Segala bentuk yang memberi kesan ketidakpastian harus bisa diminamilisir dan harus sudah dimasukkan dalam pertimbangan dan formulasi model forcastingnya agar apa yang di ekspektasikan oleh perusahaan juga perencanaanya dapat tercapai.
Produksi dilakukan dalam jumlah lot (lot size)
Produksi Lot size bertujuan untuk menghindari waiting time dan lead time yang kompleks dan juga perencanaan produksi dalam jumlah besar maka jadwal produksi dibagi-bagi dalam jumlah kecil yang berpetak - petak, dengan hal ini industri dapat lebih efisien terhadap produksi dan lebih fleksibel guna menyesuaikan perubahan order maupun permintaan dalam pasar.
Mekanisme dalam JIT
Dalam sistem Just In Time (JIT), aliran kerja dikendalikan di setiap stasiun kerja (work station) dengan cara menarik output dari stasiun kerja sebelumnya sesuai kebutuhan. Cara ini dapat disebut sebagai Pull System (sistem tarik) karena system yang bekerja menarik output. Jadwal produksi diterima oleh final assembly line sedangkan pesanan produksi akan diterima oleh stasiun-stasiun kerja yang lain juga oleh pemasok untuk keperluan produksi produk.
Singkatnya, stasiun kerja pertama (pemasok) dilanjutkan dengan stasiun kerja kedua (lalu produk akan di pasok sesuai kuantitas kebutuhan pada waktu yang tepat dan juga dengan spesifikasi yang tepat. Sebagai tambahan, untuk stasiun kerja kedua, bila stasiun kerja kedua menghentikan produksi karena belum ada konsumen yang memesan produk atau alas an tertentu maka secara otomatis stasiun kerja pertama akan berhenti memasok produk, karena tidak menerima pesanan produksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H