"sudah semua. Dan untuk keadaan ambu, kenapa tidak kamu yang memastikannya sendiri" jawabku sedikit kesal
Lagi-lagi Tala mengabaikanku dan meninggalkanku di ruang tamu. Dia menuju kamar mandi setelah itu masuk ke kamar dan tidur.
Aku bukan anak durhaka, aku juga sayang kepada ambu. Tapi bagaimana bisa aku memberi makan kepada orang yang sudah tidak ada wujudnya? Betul. Ambu sudah hampir setahun meninggalkanku berdua dengan Tala. Aku harus rela menikahi laki-laki tua yang usianya lebih dari 2 kali lipat usiaku yang baru menginjak 19 tahun untuk memenuhi kebutuhan hidupku dan Tala. Serta biaya pengobatan Tala karena gangguan kejiwaannya sepeninggalan ambu. Semenjak saat itu Tala menarik diri dari lingkungannya termasuk aku, dan tidak lama ia di keluarkan dari perusahaannya.
Aku tidak mempunyai siapapun lagi selain Tala, maka aku melakukan semua cara agar Tala bisa kembali bersamaku. Setelah menjalani beberapa kali pengobatan akhirnya Tala kembali kepadaku walau dia hidup dalam duniannya sendiri terkadang. Aku tidak tahu kemana dia pergi saat dia mengatakan ini bertemu dengan klien, aku tidak tahu ambu siapa yang harus ku berikan makan dan aku berikan obat. Aku tidak tahu darimana asalnya suara krincingan yang aku dengar. Mungkin hanya ada di kepalaku. Tapi aku tidak peduli di dunia manapun aku hidup, selama aku bisa melihat kembali senyum di wajahnya, cerita apapun yang dia mainkan aku akan selalu ikut di dalamnya.
-TAMAT-
Cerita oleh Dindabp.