Mohon tunggu...
Dinda Buana
Dinda Buana Mohon Tunggu... Lainnya - Available

SUKA MENONTON DAN MENULIS - CERUTU (Cerita Seru Hari Sabtu)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerutu: Aku Ikut!

27 November 2021   19:00 Diperbarui: 27 November 2021   19:01 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah aku merasa sudah banyak membaca halaman buku, aku mendengar suara krincingan dari dalam kamar ambu. Krincingan itu biasanya menjadi alat ambu berkomunikasi jika membutuhkan sesuatu. Sedikit terkejut, akhirnya aku mengalihkan suara itu dengan mencoba menghubungi seseorang. Sekali dua kali telepon ku tidak diangkat olehnya, aku mulai panik karena suara itu masih terdengar di kepalaku. Untuk ketiga kalinya akhirnya dia mengangkat.

"kan aku sudah bilang, jangan hubungi aku duluan sebelum aku yang menghubungimu" tanpa menyapa dahulu dan dengan nada seperti takut ada seseorang yang akan mendengar dia berbisik di telepon.

"ya gimana, kamu sudah lama tidak menghubungiku. Aku butuh uang untuk membeli keperluan rumah dan biaya perawatan. Kamu bisa transfer?" balasku kepadanya

"aduh kita bahas nanti ya, aku sedang di sekolah Ari" telfon mati.

Aku selalu bertanya apakah semua laki-laki memang selalu lari dari masalah yang dia buat ya. Abah yang pergi entah kemana saat ambu sakit dan mas Tio yang pernah berjanji akan memberi tahu mba Dewi bahwa sudah menikah lagi. Ya aku tahu, aku memang istri sirinya tapi apa iya itu menjadikkan alasan untuk tidak berlaku adil kepadaku. Sempat terpikir olehku untuk melepaskan mas Tio, tetapi akhirnya ku urungkan niatku karena membutuhkan biaya untuk menyambung hidup. Jadi, walaupun raga mas Tio tidak ada didekatku, setidaknya dia selalu memberikan uang bulanan untukku.

Sepertinya cukup cerita tentang lelaki itu, selesai menelepon aku kembali duduk dan lanjut membaca buku sambil meluruskan kakiku di atas sofa. Tidak lama, terdengar suara ketukan pintu. Aku terbangun, ternyata aku tertidur dan saat aku melihat jam ternyata sudah pukul 5 sore. Aku bukakan pintu yang ternyata Tala sudah kembali dan bertanya kepadanya.

"bagaimana pertemuan dengan klien?" tanyaku dengan sedikit menyindir

"baik, perusahaanku setuju bekerjasama dengan mereka" jawabnya

"kalau setiap hari kamu selalu keluar dan berkata ingin bertemu klien, sepertinya hampir semua warga Indonesia ini klien mu ya" sindirku lagi

Tanpa menanggapi perkataanku, Tala mengubah topik pembicaraan.

"bagaimana keadaan ambu? Sudah makan dan minum obat?" tanyanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun