Mohon tunggu...
Dina Widarti
Dina Widarti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

mari membaca...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Media Sosial sebagai Platform Cyberbullying

2 Januari 2022   01:59 Diperbarui: 2 Januari 2022   02:03 1360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Istilah cyberbullying  dimaksudkan untuk mengacu pada unggahan yang mengandung unsur perundungan, termasuk komentar negatif dan menyebarkan postingan ataupun profil dengan maksud dan tujuan mengolok-olok seseorang.

Selama ini memang kasus cyberbullying ini seakan menjadi pokok permasalahan yang sering terjadi setiap tahunnya. Bahkan hingga tahun 2021, masih sangat banyak ditemui kasus cyberbullying khususnya di kalangan remaja. Sebanyak 60 persen remaja mengaku pernah menjadi korban dari tindakan bullying dan 87 persen remaja lainnya mengaku pernah menhalami perundungan secara online atau cyberbullying melalui media sosial instagram.

Terlebih dengan kondisi seperti sekarang yang mana pandemi covid-19 belum berakhir, maka sebagian besar aktivitas dilakukan secara online. Kegiatan yang dilakukan secara online yang tentunya hanya dilakukan didepan layar monitor tentunya akan sangat membosankan jika dilakukan selama berjam-jam. Maka dari itu banyak orang yang melakukan aktivitas lain utnuk menghalau kebosanan, berseluncur di media sosial misalnya.

Karena itu, tidak menutup kemungkinan para pengguna media sosial untuk mengikuti kabar terbaru yang tersebar di media sosial. Kabar yang ada di media sosial tentunya bisa saja di akses semua orang yang memiliki koneksi internet dan sosial media.

Lembaga riset Pew Research Center mencatat 95 persen remaja dilaporkan dapat mengakses internet setiap harinya, sementara 85 persen diantaranya memiliki akses bebas untuk menggunakan media sosial.

Nah dari kasus diatas, apa yang menjadi penyebab dan dampak dari cyberbullying?

Kasus cyberbullying yang mayoritas terjadi di platform Instagram sejatinya disebabkan oleh banyak faktor. Dari banyaknya hal yang menyebabkan hal itu terjadi, salah satu faktor yang paling umum terjadi adalah mengenai penampilan, faktor ini memiliki presentase sebanyak 61 persen.

Adapun faktor-faktor lainnya mencakup prestasi akademic (25 persen), ras (17 persen), masalah gender (15 persen), status finansial (15 persen), agama (11 persen), dan 20 persen lainnya disebabkan oleh alasan-alasan tertentu, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Broadbad Search, Minggu (28/3/2021).

Walaupun mayoritas kasus cyberbullying pada umumnya terjadi pada remaja, tetapi dampak negatif yang dihasilkan dari cyberbullying bisa terus berlanjut hingga korban beranjak dewasa.

Contoh dari dampak negatif dari cyberbullying adalah menarik diri dari lingkungan sosial, perasaan dikucilkan oleh lingkungan sekitar, kesehatan fisik terganggu, dan yang paling utama yaitu mental akan sangat terganggu. Bullying yang dilakukan secara terus-menerus melalui jejaring sosial oleh orang dikenal maupun tidak dikenal akan mendatangkan stress. Ujuang-ujungnya perasaan memendam depresi, rasa cemas,dan kehilangan kepercayaan diri mendatangkan ganguuan post traumatic stress disorder (PTSD).

Jadi jangan pernah untuk menjudge apapun dari orang lain selama seseorang tersebut tidak meminta pendapat dari kita, karena kita tidak tau dampak kedepannya untuk orang tersebut. Tetap gunakan media sosial dengan baik dan bijaksana ya netter!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun