Namun dunia saat ini berliku-liku
Dan dia berjalan di jalanan buntu
Orang-orang tak mengenalnya dan berlalu
Kini dia menjadi pengangguran, dengan hutang yang tak kunjung berkurang
Namun matanya masih berbinar seperti bola-bola coklat
Dan di sinilah kita sekarang, lebih miskin dari debu dan arang
Terikat oleh kepercayaan yang pahitnya pekat
Tahun-tahun berlalu seperti kulit kayu yang rapuh
Dia masih menyuapku dengan cinta saat malam meluruh
Dan ketika aku bertanya, “Maukah kamu menyuapiku lagi, Sayang?”
Dia menyeringai dan berkata, “Cokelat menyembunyikan setiap dosa.”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!