Kata kunci kedua adalah kolaborasi. Aksi-aksi sporadis hanya akan menimbulkan percikan, bukan gelombang. Jika gerakan pemuda terpecah membentuk dinastinya sendiri, akhirnya hanya akan menjadi menara gading kekuasaan. Gerakan pemuda yang masif di segala lini terbukti telah berhasil diterapkan di beberapa negara di Amerika Latin pada akhir tahun 1990an dan awal 2000an. Salah satu contohnya adalah gerakan Bolivarian Youth di Amerika Latin. Pergerakan mereka tidak lagi revolusi berdarah seperti para pendahulunya, tapi lebih memanfaatkan networking, kampanye publik, dan melalui politik praktis dengan mengikuti pemilu.
Jika bangsa Indonesia dibentuk oleh pemuda, dan bangsa ini masih harus berjalan menemuka masa depannya, maka tugas pemuda saat ini adalah sebagai pemain kunci. Pemain kunci untuk mempengaruhi apa siapa yang akan menjadi aktor pembuat kebijakan, mempengaruhi apa sistem yang akan dijalankan. Sudah siapkah anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H