Ketahanan pangan rumah tangga juga terpengaruh oleh kondisi sanitasi lingkungan. Sanitasi yang baik berpengaruh terhadap ketahanan pangan karena makanan yang dikonsumsi oleh balita perlu diperhatikan kebersihan dan hygiene nya. Terdapat hubungan antara kejadian diare pada anak dan praktik sanitasi serta kebersihan lingkungan.Â
Selain diare, infeksi saluran pernafasan juga merupakan penyakit menular yang sering terjadi. Balita yang mengalami infeksi tersebut mungkin mengalami penurunan nafsu makan atau kesulitan menyerap zat gizi.Â
Penyebab utama kejadian infeksi secara umum adalah perilaku higiene sanitasi yang buruk dalam mengasuh dan menyiapkan makanan anak. Wabah infeksi, terutama diare pada anakanak, disebabkan oleh kebersihan yang buruk, kurangnya air bersih untuk mencuci tangan dan peralatan makan untuk menghilangkan bakteri penyebab diare dan kontaminan lainnya.Â
Dalam kondisi rentan pangan, status gizi anak di bawah usia 5 tahun juga dapat diperparah dengan jumlah anggota keluarga yang besar (>4 orang). Jumlah anggota keluarga merupakan faktor penting karena dapat menentukan distribusi pangan antar anggota keluarga.Â
Distribusi pangan bisa semakin mengecil dan tidak merata jika jumlah anggota keluarga bertambah, apalagi jika jumlah anggota keluarga dengan kondisi tidak mampu. Hal ini akan membuat makanan yang didapatkan oleh balita menjadi lebih sedikit, yang berujung kepada kejadian malnutrisi pada balita.
Ketahanan pangan dapat mempengaruhi status gizi balita karena menyebaban berkurangnya kualitas dan kuantitas makanan yang akan diberikan kepada balita.Â
Faktor yang mendorong terjadinya kerawanan pangan adalah kondisi sosial ekonomi, pekerjaan orang tua dan latar belakang pendidikan orang tua. Faktor yang memperburuk status gizi pada balita adalah penyakit infeksi dan jumlah anggota keluarga yang besar.Â
Dukungan pemerintah juga diperlukan dalam meningkatkan ketahanan pangan pada daerah yang rawan pangan, dengan memaksimalkan stabilitas stok pangan di daerah yang rawan, mengembangkan industri holikultura lebih masif, membuka lapangan pekerjaan, peningkatan mutu pendidikan.Â
Perlu upaya pendidikan gizi dan penyuluhan keluarga berencana pada keluarga untuk menghindari kejadian malnutrisi yang diakibatkan oleh pengetahuan gizi yang kurang pada pengasuh balita dan distribusi makanan yang tidak merata akibat besarnya anggota keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H