Mohon tunggu...
Dinar Febri Budiman
Dinar Febri Budiman Mohon Tunggu... Sales - Aku tak pernah mencela hujan karena yang ku harap reda itu kecewamu

Spritual, filsafat dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lukisan Waktu

3 Juli 2022   07:59 Diperbarui: 3 Juli 2022   08:01 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bunga itu menari-nari saat angin menyeberanginya.

Seperti senyum kita yang berseri-seri saat jumpa.

Pertemuan adalah lukisan dari waktu dengan keindahan maknanya, namun setiap lukisan juga tetap memiliki tepi.

Seperti waktu yang harus diakhiri.


Ini tentang kepergianmu,

Bagaimana satu langkahmu menjauh melemahkan detak jantungku.

Jarak yang membuatku tersayat oleh rindu.


Aku kira rindu hanyalah bagian dari musim  yang akan berganti.

Musim yang akan menumbuhkan kuntum dan daun-daun.

Tetapi jika rindu ini musim dan dirimu itu bunga, musim ini tidak akan berakhir untuk kekasih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun