Mohon tunggu...
Dinar Rahaju Pudjiastuty
Dinar Rahaju Pudjiastuty Mohon Tunggu... Lainnya - menulis fiksi dan non fiksi

Beberapa karya fiksi berbentuk cerita pendek bisa dilihat di berbagai koran. Menerjemahkan. Menulis non fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Harisa

31 Oktober 2023   07:44 Diperbarui: 31 Oktober 2023   07:45 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            "Tembakkan," bisik Ayala.

            Tergugah dari lamunannya karena ketukan di pintu, Ayala menengok ke arah pintu dan melihat kepala Diaz muncul sambil bertabik.

            "Masuk," kata Ayala sambil bangkit dari duduk. Ia mengurai selendang halus yang ia kenakan dari tadi lalu menyampirkannya ke leher Diaz.

            "Harisa pasti ingin kau memiliki ini," katanya pada orang yang nyaris jadi menantunya. Ia menepuk pipi Diaz dan mengeluarkan dua batang rokok tanpa jenama karena ia melintingnya sendiri. Sejenak Diaz ragu untuk menerima pemberian orang yang nyaris jadi ayah mertuanya itu. Perlahan ia mencopot maskernya dan menghunus rokok itu di mulutnya.

            Ayala mengeluarkan pemantik, menyalakan rokok Diaz dan miliknya.

            "Kunci pintunya, Letnan," bisiknya sambil membuka jendela lebar-lebar.

            Lintingan khusus berisi rajangan daun ganja hitam yang sulit didapat, Ayala dan Diaz sampai membuat misi abal-abal untuk mengambilnya. Konon siapapun yang mengisap rokok yang terbuat dari rajangan daun ganja hitam, bisa bertemu dengan orang yang mereka kasihi yang sudah mendahului mereka, asal orang itu masuk surga, bukan ruangan di sebelahnya. Mereka bisa bertemu sampai asap rokok itu habis dan mereka kembali menapak bumi kembali. Yakin bahwa orang yang akan mereka sebut berada di surga, Diaz dan Ayala memejamkan mata. Diaz membisikan nama Harisa Ayala dan Ayala membisikan nama ibu Harisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun