Mohon tunggu...
Dinar Rahaju Pudjiastuty
Dinar Rahaju Pudjiastuty Mohon Tunggu... Lainnya - menulis fiksi dan non fiksi

Beberapa karya fiksi berbentuk cerita pendek bisa dilihat di berbagai koran. Menerjemahkan. Menulis non fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Cepat Melupakan Covid-19 Selintas tentang Tren Penanganan Wabah

6 Juli 2023   13:49 Diperbarui: 6 Juli 2023   13:59 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi pandemik juga sudah memberikan umpan balik kepada manusia untuk selalu berusaha memitigasi efek ini, melakukan tindakan manajemen untuk menyiapkan diri terhadap pandemik ini.

Manajemen penanganan pandemik yang utama adalah dua, yaitu karantina dan vaksinasi.

Karantina, berdasar dari kata quarantine, dari Bahasa Italia, berdasarkan seorang dokter di Ragusa, Italia, yang membangun batas pasien di suatu kota untuk berkegiatan. Ia mengisolasi pasien terinfeksi selama 30 hari (trentine) yang kemudian diikuti perpanjangan sampai 40 hari (quarantine). Ide karantina pun muncul. Penelitian menunjukkan bahwa karantina dan kasus suspek menentukan kecenderukan suatu kejadian epidemik. Puncak epidemik dimulai dengan fasa tidak terjadi penambahan jumlah suspek yang dikarantina. Artinya ketika jumlah pasien yang dikarantina dinyatakan tetap untuk jangka waktu tertentu, kita bisa berharap epidemik mulai melandai, mulai menghilang, ini artinya manajemen penanganan wabah dalam bentuk karantina sudah berhasil.

Cara manajemen pandemik yang kedua adalah vaksinasi. Cina dan India tercatat adalah yang pertama melakukan imunisasi aktif dengan menyuntikan variola (penyebab cacar) ke orang yang sehat untuk mencegah infeksi cacar itu sendiri. Hal ini kemudian diikuti oleh Edward Jenner, Louis Pasteur, Calmette, dan Geurin dalam perkembangan vaksin. Dimulailah evolusi vaksin. Hal ini berdasarkan sifat standar seperti diketahui asal usul penyebab penyakit, cara penularan, bagaimana membangkitkan respon kekebalan yang memadai dan bagaimana membangkitkan kekebalan jangka panjang, uji klinis, pemilihan jenis vaksin dan dosis .

Di abad informasi ini, data real-time sudah banyak tersedia yang menjelaskan perkembangan pandemik, deteksi, monitoring, analisis dan tindakan korektif dan perencanaan pengaturan manajemen jika terjadi pandemik berikutnya. Bila teknologi yang ada sukses diaplikasikan, maka beban tenaga kesehatan akan berkurang karena sokongan sarana fisik rumah sakit yang sudah canggih yang memungkinkan diagnosis cepat dan pengobatannya. One Health, suatu organisasi antar disiplin, sudah mewanti-wanti negara-negara di dunia harus melalukan pendekatan proaktif untuk meningkatkan pencegahan dan meningkatkan kesiapan jika terjadi lagi pandemik dengan meningkatkan koordinasi di semua sektor. Jika memungkinkan, mendeteksi virus di sumbernya sehingga bisa melakukan intervensi sebelum terjadi penyebaran. One Health terdiri dari dokter hewan, ahli lingkungan, berbagai ahli kedokteran, dan lainnya bekerja untuk mengembangkan alat pelacakan kontak dan sudah mengembangkan gawai yang berbasis nirkabel. Sudah dikembangkan alat yang disebut Easyband yang akan mengingatkan pengguna bila berada dekat orang yang terinfeksi sehingga kontak bisa dihindari. Fitur lainnya adalah daftar kontak, display laju infeksi di lokasi orang tersebut berada, bahkan sampai bisa merekomendasikan isolasi mandiri. Semoga kita semua selamat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun