Mohon tunggu...
Dina RiskiArifiawan
Dina RiskiArifiawan Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

bermain basketball dan badminton

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Peran Attachment dalam Perkembangan Anak Presfektif Bowlby dan Ainsworth

18 Januari 2025   05:22 Diperbarui: 18 Januari 2025   05:22 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Perkembangan anak adalah proses kompleks yang mencakup berbagai aspek, termasuk fisik, kognitif, emosional, dan sosial. Proses ini berlangsung dari lahir hingga remaja dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk genetik, lingkungan, dan interaksi sosial.

1. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik mencakup pertumbuhan tubuh, keterampilan motorik, dan kesehatan secara keseluruhan. Beberapa poin penting dalam perkembangan fisik anak meliputi:

Pertumbuhan Tubuh: Anak mengalami pertumbuhan yang pesat, terutama pada tahun-tahun awal kehidupan. Tinggi badan dan berat badan meningkat secara signifikan, dan perkembangan organ tubuh juga berlangsung.

Keterampilan Motorik: Perkembangan motorik dibagi menjadi dua kategori:
Motorik Kasar: Keterampilan yang melibatkan gerakan besar, seperti berjalan, berlari, melompat, dan memanjat.

Motorik Halus: Keterampilan yang melibatkan gerakan kecil, seperti menggenggam, menulis, dan menggunakan alat.

2. Perkembangan Kognitif

      Perkembangan kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir, belajar, dan memahami dunia. Beberapa aspek penting dalam perkembangan kognitif anak meliputi:

Pemecahan Masalah: Anak belajar untuk mengatasi tantangan dan menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi.

Berpikir Abstrak: Seiring bertambahnya usia, anak mulai mengembangkan kemampuan untuk berpikir secara abstrak, memahami konsep yang tidak langsung terlihat, dan membuat generalisasi.

       Teori attachment (keterikatan) merupakan salah satu konsep penting dalam psikologi perkembangan yang dikembangkan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth. Teori ini menjelaskan bagaimana hubungan emosional yang terbentuk antara anak dan pengasuh, terutama ibu, dapat mempengaruhi perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak. Dalam tulisan ini, kita akan membahas peran attachment dalam perkembangan anak dari perspektif Bowlby dan Ainsworth.

Teori Attachment oleh John Bowlby

John Bowlby, seorang psikoanalis dan psikolog, adalah pelopor dalam pengembangan teori attachment. Ia berpendapat bahwa keterikatan antara anak dan pengasuhnya adalah hasil dari proses evolusi yang penting untuk kelangsungan hidup. Beberapa poin kunci dari teori Bowlbymeliputi:

Keterikatan Sebagai Mekanisme Adaptif: Bowlby berargumen bahwa keterikatan adalah mekanisme adaptif yang membantu anak merasa aman dan terlindungi. Keterikatan ini memungkinkan anak untuk menjelajahi lingkungan mereka dengan rasa aman, karena mereka tahu bahwa mereka memiliki pengasuh yang dapat diandalkan.

Model Internal: Bowlby memperkenalkan konsep "model internal" yang merujuk pada cara anak memahami dan memproses hubungan interpersonal. Pengalaman awal dengan pengasuh membentuk harapan dan keyakinan anak tentang hubungan di masa depan.

Tahapan Keterikatan: Bowlby mengidentifikasi beberapa tahapan dalam perkembangan keterikatan, mulai dari respons awal bayi terhadap pengasuh hingga keterikatan yang lebih kompleks seiring bertambahnya usia.

Penelitian Mary Ainsworth

     Mary Ainsworth, seorang psikolog yang bekerja dengan Bowlby, mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang attachment melalui studi "Strange Situation" (situasi asing). Penelitian ini mengamati reaksi anak-anak terhadap perpisahan dan pertemuan kembali dengan pengasuh mereka. Ainsworth mengidentifikasi tiga pola keterikatan utama:

Keterikatan Aman (Secure Attachment): Anak-anak dengan keterikatan aman merasa nyaman menjelajahi lingkungan mereka saat pengasuh hadir. Mereka menunjukkan kecemasan yang moderat saat pengasuh pergi, tetapi merasa senang dan nyaman saat pengasuh kembali. Keterikatan ini biasanya terjadi ketika pengasuh responsif dan peka terhadap kebutuhan anak.

Keterikatan Tidak Aman (Insecure Attachment): Ainsworth mengidentifikasi dua subtipe keterikatan tidak aman:

Keterikatan Menghindar (Avoidant Attachment): Anak-anak ini cenderung menghindari pengasuh dan tidak menunjukkan banyak emosi saat pengasuh pergi atau kembali. Mereka mungkin merasa bahwa pengasuh tidak dapat diandalkan.

Keterikatan Cemas (Ambivalent/Resistant Attachment): Anak-anak ini menunjukkan kecemasan yang tinggi dan kesulitan dalam menjelajahi lingkungan. Mereka mungkin sangat terikat pada pengasuh tetapi juga menunjukkan kemarahan atau ketidakpuasan saat pengasuh kembali.

Keterikatan Tidak Teratur (Disorganized Attachment): Ainsworth juga mengidentifikasi pola keterikatan yang tidak teratur, di mana anak menunjukkan perilaku yang bingung atau tidak konsisten terhadap pengasuh. Ini sering kali terkait dengan pengalaman trauma atau pengabaian.

Peran Attachment dalam Perkembangan Anak

      Attachment memiliki dampak yang signifikan pada berbagai aspek perkembangan anak:

Perkembangan Emosional: Keterikatan yang aman membantu anak mengembangkan regulasi emosi yang baik. Anak-anak yang memiliki keterikatan aman cenderung lebih mampu mengelola stres dan emosi negatif.

Perkembangan Sosial: Anak-anak dengan keterikatan yang aman lebih cenderung memiliki keterampilan sosial yang baik. Mereka belajar untuk berinteraksi dengan orang lain, membangun hubungan yang sehat, dan menunjukkan empati.

Perkembangan Kognitif: Keterikatan yang aman juga berkontribusi pada perkembangan kognitif. Anak-anak yang merasa aman lebih mungkin untuk menjelajahi lingkungan mereka, yang mendukung pembelajaran dan eksplorasi.

Hubungan di Masa Depan: Pengalaman awal dengan pengasuh membentuk model internal anak tentang hubungan. Anak-anak yang memiliki keterikatan aman cenderung memiliki hubungan yang lebih sehat dan memuaskan di masa dewasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun