Well-being (kesejahteraan) adalah suatu kondisi atau keadaan yang menggambarkan keseimbangan kualitas hidup seseorang yang mencakup berbagai aspek fisik, mental, emosional, dan sosial secara menyeluruh. Stres adalah respons alami terhadap tuntutan atau tantangan dalam kehidupan, dalam tingkat tertentu, stres adalah hal yang normal dan bahkan perlu untuk kehidupan sehari-hari. Namun, seberapa "normal" stres itu bisa bervariasi tergantung pada situasi, intensitas, dan durasinya.Â
Respons stres, yang juga dikenal sebagai respons "fight or flight" (bertarung atau lari) adalah respon adaptasi umum, mencakup perubahan fisiologis yang terjadi akibat stres yang dirasakan oleh individu. Respons stres ini merupakan hasil dari stimulasi sistem saraf simpatik yang menghasilkan rangkaian respons neuro-endokrin-imun yang mencakup peningkatan laju pernapasan, detak jantung, tekanan darah, dan konsumsi oksigen secara keseluruhan.
Dalam sebagian besar situasi, perubahan fisiologis yang terkait dengan respons stres bersifat sementara, dengan tubuh kembali ke keadaan normal ketika stresor (penyebab stres) dihilangkan. Kondisi ini dikenal dengan stres positif dan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan individu.
Toksik stres mengakibatkan aktivasi respons stres yang berkepanjangan, dengan kegagalan tubuh untuk pulih sepenuhnya. Toksik stres dapat memengaruhi siapa saja yang rentan dan dapat membebani masyarakat. Gejala Toksik Stres dapat meliputi:
1. Gejala Fisik
Masalah Tidur: Sulit tidur atau tidur berlebihan (insomnia atau hipersomnia).
Sakit Kepala: Migrain atau sakit kepala yang sering.
Nyeri Otot: Ketegangan otot, nyeri punggung, leher, atau sakit tubuh lainnya.
Gangguan Pencernaan: Mual, diare, atau masalah pencernaan lainnya.
Kelelahan Berlebihan: Merasa lelah meskipun sudah cukup tidur.