Di sekitar pusat perbelanjaan, tempatnya ia bekerja, ia pernah mengalami musibah kecil, terjatuh di selokan lantaran sang pengemudi tidak melihat lampu sen. "Waktu saya lagi markirin mobil dan karena tubuh saya yang mini ini, orang itu enggak ngelihat saya, ya jatuhlah saya. Alhamdulillah saya tidak mengalami luka yang serius," ungkapnya.
Mengingat hal tersebut, lagi-lagi ia pantang menyerah. Harus tetap bersyukur. "Anak saya lah jadi pecut saya," tuturnya.Â
Ia mengaku beruntung, memiliki orang-orang baik di sekitarnya. Nur beranggapan, itu efek jangka panjang dari sedekah, karena tak luput dari pertolongan Allah SWT.
Dari penghasilannya sebagai juru parkir, Nur bisa menghidupi keluarganya terutama anak semata wayangnya Indah (10) yang saat ini tengah duduk di bangku 5 SD. "Alhamdulillah ada aja rezeki, meski kondisi kayak gini," ucapnya.
Mungkin, lanjut dia, itu hasil dari berbagi dan memberi yang ia lakukan selama ini.Â
INGAT TRADISI JNE SELAMA TIGA DEKADE
Disela kesibukannya selama menjadi juru parkir, penjaja nasi uduk dan tentu saja ibu rumah tangga ini, mengaku tak pernah absen membaca media cetak. Di mana ia pernah melihat ulasan perusahaan ekspedisi JNE menyantuni anak-anak yatim piatu di beberapa panti asuhan.
"Gimana enggak berkah ya, JNE selalu nyantuni anak yatim. Padahal sekarang kan banyak ya saingannya, tapi itu tadi  pemberian santunan selalu dilakukan, makanya saya ingin contoh apa yang dilakukan JNE," tutur Nur.
Nur menambahkan, apa yang dilakukan JNE patut diapreasiasi, pemberian santunan yang sudah menjadi tradisi JNE selama 30 tahun.Â
Tak hanya menyantuni anak-anak yatim piatu, JNE juga kerap peduli terhadap karyawannya. Seperti pemberian beberapa unit rumah dan sejumlah kendaraan.Â
Perlu diingat, JNE kerap kali mendulang kesuksesan. Ini terbukti naiknya jumlah pengiriman paket seperti pandemi Covid 19 ini. Di mana pembeli online atau pun pengguna jasa JNE tetap di rumah.