Mohon tunggu...
Dina Purnama Sari
Dina Purnama Sari Mohon Tunggu... Dosen -

There is something about Dina... The lovely one...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Meet Up With Kupu-Kupu: Mager...

24 Agustus 2016   09:57 Diperbarui: 7 September 2016   00:07 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hehehehe, 'gak apa-apa. Ngapain dirimu menyimpan aneka foto itu?"

"Buat kenang-kenangan, Mbak. 'Tar kutunjukkan ke anak cucuku kalau aku pernah dekat dengan beberapa pria. Beberapa di antaranya adalah bintang film, Mbak dan mereka bukan pacarku. Sebetulnya, hanya segelintir pria di koleksi fotoku yang berstatus pacar dan mantan pacar. Selebihnya, bintang film, aktor, model, dan gebetan kasih tak sampai. Nih, salah satunya, coba Mbak lihat, ini Barry Prima dan sebelahnya adalah pacarku. Lalu, ini Lilo. Insya Allah, dia akan menikah dengan pacarnya dan katanya nanti akan diperkenalkan saat akad nikah. Duh, saya 'gak sabar bertemu dengan perempuan beruntung itu. Lalu, ini beberapa gabungan foto ukuran kecil yang udah kuedit. Gabungan foto kemesraan aku ama Lilo. Kalau dengan pacarku yang sekarang belum sempat kubuat kumpulan dan editan fotonya, 'tar deh kalau sedanggang. Kalau foto dengan dua mantanku sebelumnya, sebelum dengan Lilo, saya malas."

Kuurungkan niat untuk meneguk air mineral. Ngeri tersedak. Segera kurapatkan lagi botol air mineral.

"Mmm, Kupu-Kupu. Itu KRL Commuter ke Tanah Abang sudah ada di Jalur 3. Lebih baik kau segera naik. Kasihan. Nanti, kekasihmu lama menunggu di Sudirman." usirku halus. Entah mengapa, ketidaknyamanan mulai merayapi kedua kakiku. Kedua kakiku mendadak kesemutan. Aneh. Bukannya hati dan jiwa malahan kedua kaki. Pret, 'dah.

Kupu-kupu tersenyum. "Mbak D bagaimana?"

Aku angkat bahu. "Saya tidak apa-apa karena mau beli makan dan minum air lagi."

Kupu-kupu menatapku takjub kembali. Ya 'elah, kayaknya, perempuan berhak tinggi di sebelahku akan mem-follow akunku di IG dan Twitter. Tanda-tanda itu terlihat dari ketakjubannya yang berulang kali kepadaku. 

Kupu-kupu menggangguk lalu tersenyum. Dia memasukkan dompet foto ke dalam tas perempuannya yang chic kemudian berpamitan untuk segera menaiki KRL Tanah Abang. Kami bersalaman dan cipika-cipiki.

Sebelum dia pergi, aku menolak halus tawarannya untuk bertukar nomor telepon. Mager. Malas gerak. Mager mengeluarkan ponsel. Jangan tanya mengapa.... Mager. Titik.

Sumpah, bukan cemburu hanya mager.... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun