Topik poligami dikaji dari berbagai sudut pada halaman 177 hingga 206. Mulai sejarah mengapa poligami dilakukan baik di negara jahiliah Arab, Ibrani, maupun Sicilia; sekilas mengenai Perjanjian Lama; kemudian uraian topik bergerak mengenai alasan mengapa Rasulullah SAW melakukan poligami dan turunlah perintah Allah SWT mengenai aturan poligami dalam Islam, plus disertai penjelasan para ulama juga ilmuwan berkaitan dengan poligami.
Menariknya, penuturan mengenai kontra pernikahan Nabi Muhammad menikahi Aisyah diluruskan dengan alasan sesuai dengan kenyataan pada zaman itu. Adapun, beliau berpoligami setelah bermonogami selama 25 tahun.
Selain itu, tersirat keuntungan dan kerugian melakukan poligami serta bahwasannya lebih baik melakukan poligami dibandingkan poliandri. Hal ini karena poligami dilakukan untuk melindungi kaum perempuan. Walaupun begitu, poligami sebaiknya dilakukan berdasarkan azas keadilan yang sesungguhnya. Makanya, arti keadilan dalam poligami yang diatur dalam al-Quran hendaklah dibaca secara keseluruhan, tidak hanya sepenggal ayat (halaman 194): "Kita kembali kepada persoalan poligami. Sementara orang melarang poligami dengan memberi interpretasi terhadap ayat-ayat al-Qur'an atau hadits-hadits Nabi saw. yang sungguh jauh dari kebenaran. Itu antara lain mereka lakukan dengan menampilkan sepenggal ayat, lalu mengabaikan kelanjutan ayat guna mendukung pendapat yang mereka inginkan. Sebagian mereka menampilkan penggalan pertama dari QS. an-Nisa [4]:129 yang menyatakan 'Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri (kamu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian...'"
Pembahasan menarik lainnya dalam bab poligami adalah pernyataan,"sangat mudah menjadikan perempuan hanya untuk seorang lelaki, tetapi tidak mudah menjadikan seorang lelaki hanya untuk seorang perempuan," (halaman 203).
Ya, buku ini ditulis dengan pembahasan yang simpel tapi kudu bijak memaknainya.
Judul buku: Perempuan
Penulis: M. Quraish Shihab
Penerbit: Lentera Hati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H