Aku tersenyum. "Ya, sibuk. Hari ini, dia menemani temannya berobat."
"Temannya? Siapa? Kupu-kupu?"
Aku mengangguk. "Sakit. Dia sakit, temannya itu."
"Mengapa kau biarkan, D?"
Aku menatap Al lurus. "Karena temannya itu lebih membutuhkan Lilo dibandingkan denganku, setidaknya untuk saat ini. Aku harus memahami dan mempercayainya. Paham dan percaya bahwa Lilo takkan berkhianat dan kembali dengannya. Lagipula, untuk saat ini, kehadiranku mungkin lebih layak di sini. 'Temannya' itu masih tanggung jawab Lilo, ya, setidaknya masih adiknya. Begitu. Status mereka itu Abang-Adik, Kakak-Adik, dimana Lilo adalah abangnya dan dia adalah adiknya. Hal yang wajar, bukan, jika seorang Abang melindungi adiknya, apalagi ini adik perempuan."
Al menatapku tak percaya. "Kau..."
"Apa?" tanyaku sebal.
"Dia itu 'teman' bukan adik, apalagi 'adik perempuan'."
"Ya, adik. Adik sepupu." kataku sembari tersenyum manis.
"Arrgghhh, D...."
Aku menatap Al bingung dan kesal. "Kenapa?!"