Mohon tunggu...
Dina Purnama Sari
Dina Purnama Sari Mohon Tunggu... Dosen -

There is something about Dina... The lovely one...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Telat 5 Menit!

10 Desember 2013   21:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:05 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu pagi yang indah di akhir pekan. Angin bertiup semilir. Dedaun masih basah oleh embun pagi. Ah, sejuk terasa. Namun, tidak sesejuk langkah-langkah besarku. Aku tergopoh-gopoh menaiki anak tangga yang seolah tak ada ujungnya.

"Cepat, D! Kita hampir sampai! Makanya, diet, D!" seru Angel dengan nafas yang tidak teratur.

"Iya, iya." sahutku dengan nafas yang tak kalah tidak teraturnya.

Dan.... Jleb!

Segala lelah hilang diganti dengan ketakjuban. Aku langsung mengambil posisi di belakang Angel. Aku berusaha menahan tubuhnya yang kuperkirakan akan pingsan namun perkiraanku keliru. Angel kuat.

"Angel, kita duduk di sana, yuk." ajakku.

"Kita telat lima menit, D! Hanya 5 menit!" ucap Angel nyaris histeris.

Aku membalas beberapa tatapan mata dengan senyuman manis. Kutuntun Angel menuju pojok ruangan.

"Kita hanya terlambat lima menit, D. L-lima menit." ulang Angel. Kali ini, pelan namun memilukan.

Kupegang telapak tangan kanan Angel dan kutekan pelan. Kuharap, Angel akan lebih tenang.

Ketika aku sibuk menenangkan Angel, datang sesosok laki-laki yang membuatku kedua pipiku memerah.

"Hai D! Apa kabar? Lama tak jumpa."

"Oh, hai. Lama tak jumpa, kau kemana saja, Al?"

Al tersenyum. "Dunia sempit banget, ya, D?" Senyum manis dilayangkan ke wajahku yang memerah.

"Iya, sempit. Kau kemari dengan siapa? Koq bisa ada di sini?"

Al tersenyum. Aih, klepek-klepeklah aku untuk yang kedua kalinya. Kali ini, wajahku mungkin semakin merah.

Angel menatapku heran.

"Itu artinya kita jodoh, D." Al mengedipkan matanya. "Aku datang kemari bersama... Wita!"

Seorang perempuan berkulit kecokelatan menghampiri kami bertiga. Wajahku yang memerah nampaknya berubah pias. Spechless!

"Hai, saya Wita, teman dekat Al." sapa Wita santun.

Kusambut uluran tangannya dengan gemuruh ombak yang seolah menari di benakku.

"Yakin hanya teman dekat?" sangsi Angel. Perlahan, kulepaskan genggaman tanganku dan itu membuat Angel lega.

"Ya, sejauh ini teman dekat karena kami belum memasang janur kuning."

"Yakin tak ada yang terluka?" sindir Angel.

Al menatap Angel dengan senyuman. Senyuman yang menohok hingga membuat Wita menarik Al dari hadapan kami. Keduanya beringsut pergi setelah berpamitan.

"Pulang yuk, ah, Angel. Malas." kataku tak semangat.

"Ayo." sahut Angel.

Baru saja kami hendak melangkahkan kaki keluar dari gedung resepsi yang digunakan sebagai akad nikah di paginya untuk kemudian disulap menjadi resepsi di siang harinya, seseorang memanggil kami. Suaranya itu mirip Vino G. Bastian.

"Angel, terima kasih sudah datang!" seru suara itu.

Angel menoleh ragu. "Oh, iya, Dit."

"Makanlah dulu, Angel. Ayo, kukenalkan kepada istri dan keluargaku, plus keluarga istriku. Kebetulan, ibuku kangen ingin bertemu denganmu. Walaupun kita tidak jadi menikah, bukan berarti putus silaturahim, kan?"

Tuing-tuing... dan kami berdua pun terjebak dalam suasana kekakuan yang mengharu biru di tengah para undangan dan keluarga kedua mempelai.

Angel, seorang sahabatku di SMA, tak bisa mengelak kala ibundanya Aditya, mantan kekasihnya, langsung menyapa dan menghampiri kami tepat di belakang Aditya. Ah, inilah nasib lima menit terlambat menghadiri akad nikah. Ide konyol Angel gagal! Ide untuk menggagalkan akad nikah Aditya dengan Nursiani....

Mmm, lalu, kira-kira, mengapa Al bisa hadir di sini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun