Al mendekatiku. Aku terkesiap.
"Ya ampyun, D! Dikau santai saja. Aku hanya ingin...." Belum sempat aku menghindar, tubuh Al yang atletis dan sixpack itu memelukku erat selama dua menit. Kemudian, dia mengecup kening dan kedua pipiku sekilas. Sebelum dia mendaratkan bibirnya di atas bibirku, aku sudah menghindar dan refleks menampar wajahnya. Al mengaduh lalu tersenyum,"Maaf, D." Al menjauhiku."Kembalilah ke duniamu yang hitam putih, D, bersama anak didikmu yang innocent."
"Yup, mari kita teruskan kehidupan kita masing-masing."
Aku dan Al bersalaman. Berdamai, setidaknya berusaha berdamai dengan perasaan kami masing-masing....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H