Mohon tunggu...
Dina Purnama Sari
Dina Purnama Sari Mohon Tunggu... Dosen -

There is something about Dina... The lovely one...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teruskanlah....

11 April 2012   17:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:44 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jadi, bagaimana sekarang?"

"Aku akan tetap pergi bersama perempuan itu. Sebelum itu, kami akan sowan ke rumah Ibuku untuk memberi tahu hal ini. Kedua orangtua perempuan itu sudah positif menolak hubungan kami dan telah menghapus namanya dari anggota keluarga. Kami akan berjuang bersama di negara yang baru, identitas baru, dan pekerjaan baru. Merdeka!"

"Teruskanlah Al. Semoga Tuhan melindungi kalian berdua dan semoga ada jalan kebaikan yang akan membuka kalian untuk kembali ke kehidupan  yang...."

"Tak usah kau lanjutkan, D. Teruskanlah D, lanjutkan hidupmu. Terima kasih kau sudah bersedia menemuiku di sini. Apakah kau mau ikut mengantarkanku ke bandara dan menemui perempuan itu? Perempuan itu bekerja di Bali dan aku di Jakarta. LDR, Long Distance Relationship terkadang membuat kami lebih banyak curiga dan di sela kami break, aku bersyukur menemukanmu, D. Ya, walaupun hanya dua tahun, bagiku itu tetap suatu hal yang berharga."

Aku mengambil kue cokelat di dalam toples.

"D, terima kasih."

Aku mengangguk. "Ya, ya, ya."

"Aku dan perempuan itu akan bertemu di Bandara Soekarno Hatta sore ini. Ikutlah bersamaku, D. Maksudku, bersama kami."

"Beuh, lalu kita threesome, begitu," kataku meleletkan lidah.

Al tertawa lebar. "Kau ini.... Hati-hati kalau bicara.... Orang yang tak memahamimu akan mengecapmu sebagai orang yang mudah phobia, alergi, dan melabelimu hal-hal negatif. Jika ada yang berani mengganggumu, D, segera hubungi aku. Kalaupun aku tak bisa menggampar orang itu, paling tidak aku bisa mendoakanmu dari jauh supaya kau semakin kuat."

Kuelap mulutku yang belepotan cokelat. Kuteguk air es dingin yang tersisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun