Mohon tunggu...
Dina Purnama Sari
Dina Purnama Sari Mohon Tunggu... Dosen -

There is something about Dina... The lovely one...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kisah 7 Bidadari

19 Maret 2012   10:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:48 3175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah mendengar cerita Jaka Tarub belum, kawan? Kalau belum, segeralah baca dan coba kaitkan cerita tersebut dengan catatan ringanku kali ini.

Ceritanya berawal petang hari Kamis, 9 Desember 2010 di sebuah kampus depan kantor pajak tak jauh dari pasar. Saat itu, aku sedang membaca naskah FF dengan laptop pribadi namun tidak konsentrasi karena di sekitarku sedang membahas sesuatu yang serius. Sayangnya, aku tidak bisa memberitahu apa yang mereka bahas karena itu "masalah" intern kampus. Kemudian, usai mereka membahas "masalah" tersebut dan masing-masing keluar meninggalkan ruang dosen yang terang-benderang serta menyisakan tiga personel di dalamnya, aku pun kembali berusaha konsentrasi membaca naskah FF yang deadline direncanakan pada hari Jumat, 10 Desember 2010.

Lagi-lagi konsentrasiku buyar. Konsentrasiku buyar setelah yang tersisa di ruangan itu hanya ada aku, Mr E (*utk alasan tertentu, aku samarkan nama beliau), dan Mr H (*ini juga kusamarkan walaupun kuyakin dia gak keberatan kalau namanya diekspos). Konsentrasiku buyar karena menurutku saat itu merupakan momen yang tepat untuk bertanya kepada dua pria yang sudah menikah dan kuyakin memiliki pengalaman asmara yang mengharu biru nan elok jelita. Berikut percakapannya:

Ms D (*itu aku: Dina) : Mr D dan Mr H, aku mau tanya, kenapa, ya laki-laki itu suka atau sering tidak mau membeberkan statusnya?

Mr E: Tanya ama Mr H, 'gih (*ekspresi langsung menunjuk ke Mr H).

Mr H: Oh kalau saya selalu jujur, Ms D. Saya tidak pernah berbohong dengan status saya... Bla... Bla... -Mr H terus bercerita kalau dia adalah pria baik dan jujur.

Ms D (*tersenyum): kecuali... (*memotong ucapan Mr H)

Mr H (*bingung): Maksudnya?

Ms D (*wajah polos): Ya, kan biasanya dalam uraian teori linguistik Indonesia suka banyak paparan dan terkadang diakhiri dengan kata "kecuali"... Semula begini, begitu, point A lanjut ke B dan seterusnya.... dan sering mundul kata "kecuali" di akhir point-point penjabaran tersebut....

Mr H (*manggut2): oh, ya benar. Kecuali, kalau saya bertemu dengan ketujuh bidadari dalam cerita Jaka Tarub yang memang benar-benar cuantik banget dan bikin saya gimana gtu...

Ms D (*lemot, mencoba mencerna ucapan Mr H): Oh gitu, ya (*pura-pura paham padahal bingung)

Mr E: Coba Ms D tanya ke Mr soal statusnya deh sekarang.

Ms D: Mr H udah nikah belum?

Mr H: Oh, sudah Bu. Saya sudah berkeluarga dan menikah.

Mr E (*nyengir sambil neloyor kening Mr H): Dasar lo, gak sopan ya ke Ms D. Coba deh Ms D tanya ke Mr H dimana rumahnya?

Ms D: Mr H, rumahnya dimana (*masih belum ngeh dengan maksud Mr E)

Mr H: Oh, rumah saya dekat, bu. Di gang Setu.

Ms D (*berpikir): Lah, bukannya rumah Mr H jauhdari kampus 'dah, perasaan... Ohm, atau udah pindah rumah, ya pak? (*masih lemot)

Mr E (*menjawab kalem dan gemas dengan kelemotan Ms D dan kekonyolan yang diciptakan Mr H saat menjawab pertanyaan dari Ms D): Ms D, rumah Mr H di Tangerang Selatan, bukan di Gang Setu dekat kampus. Coba Ms D tanya lagi dimana rumah Mr H dan statusnya.

Ms D bertanya kembali dan dijawab oleh Mr H sesuai dengan jawaban sebelumnya.

Ms D terdiam sejenak berusaha mencerna ucapan Mr E dan Mr H sambil manggut-mangut lalu berkata,"Damn! sialan, gue jelek banget dong, gak kayak tujuh bidadari!"

Mr H (*menetralisir suasana keterkejutan di wajah Ms D) : Tenang aja, Ms D. Saya tidak bermaksud begitu. Kalau saya tidak ada niatan bilang Ms D itu tidak secantik tujuh bidadari itu tapi itu hanya perumpamaan... Selain itu, saya tidak suka berpoligami dan kalaupun saya bertemu dengan salah seorang tujuh bidadari itu, maka saya akan memilih salah satu, yaitu bercerai dengan istri saya kemudian menikahi bidadari itu atau sebaliknya.

**Premis Mayor: Sementara laki-laki memilih tidak jujur dengan statusnya
Premis Minor: Mr H adalah laki-laki
Kesimpulan:..... ???

**Well, sebetulnya, aku nggak begitu mengerti tentang Premis Mayor dan Premis Minor dan bagaimana membuatnya dengan tepat, baik, dan benar... so, kalau salah, harap maklum*

***Sebetulnya, tulisan ini pernah saya tulis di notes FBku tapi tak apa-apalah, ingin berbagi di kala ide baru belum hadir lagi....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun