Mary Wollstonecraft mengemukakan: "Kesenjangan antar gender dihasilkan dari pemberian edukasi dan pengalaman yang berbeda, sehingga menciptakan peran gender yang memunculkan stereotip bagaimana perempuan harus bertindak. Pendidikan seharusnya tidak mengenal gender, dan setiap individu berhak mendapatkan kebebasan untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya".Â
Selain dari yang dijabarkan diatas, perempuan juga seringkali tidak percaya diri dengan yang telah tuhan berikan, lingkungan juga kerap kali jadi faktor ketidakpercayaan diri pada perempuan.
"Kamu kok jerawatan sih, gemukan sekarang, ihh kurus banget".Â
Seringkali kalimat penyampaiannya bukan memotivasi justru membuat kita menutup diri, enggan bersosialisasi dan melupakan nilai serta potensi yang ada dalam diri sendiri.
Kamu cantik, kamu pintar, kamu sempurna.
Coba lihat lagi, potensi dirimu jauh lebih besar daripada sekedar membandingkan dirimu dengan apa yang orang lain miliki.
Tuhan menciptakan manusia dengan bentuk yang sudah sangat sempurna, tuhan menjaga perempuan dengan sangat istimewa. Bangun potensi dirimu lagi dan lagi.
Di era modern, banyak perempuan yang semakin apik dalam meromantisasi kehidupannya. Sadar akan pentingnya pendidikan, sekolah tinggi, urgensi belajar. Pesona dan nilai perempuan tidak hanya didasarkan dengan kecantikan fisik saja, melainkan juga kecerdasan pemikiran. Yang kemudian akan menyuguhkan pilihan bagi perempuan untuk menentukan arah dan perannya dalam kehidupan bermasyarakat.
Wahai perempuan, dirimu sempurna dengan apa yang telah diciptakan, diusahakan, diperjuangkan, dirawat dan dijaga. Pemberian tuhan padamu sudah sangat sempurna, dengan penjagaan-Nya melalui Al-Qur'an.
Allah SWT berfirman dalam Q.S At-Tin:4, artinya:
"Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."
Dalam salah satu syairnya, Jalaluddin Rumi mengatakan bahwa perempuan adalah manifestasi Tuhan yang sempurna.