Sesekali menghidu aroma dari jiwa meski buta.
Kubiarkan engkau berlabuh di atas sana.
Menyerah pada lautan yang tak menentu arah jalan pulang.
Semakin jauh menentang daratan, teringat bulan menunggu di ujung lautan.
Kepala dihantam.
Ada luka yang meminta disembuhkan.
Bagaikan anak yang menangis meminta dipeluk.
Ada rindu yang tertanam didalam sana, rindu akan matahari yang selalu menyinari siangku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!