Sudahkah kau lihat, Bunda?
Matahari terang yang selalu menyala
sejak jiwanya beranjak
dari raga yang terkaku dingin.
Angin selatan menampar ujung kapal.
Sesekali aku rasakan tubuhku,
terbayang dipeluk erat bunda.
Ketika petir bergema panjang,
menasehati ragaku yang hilang arah,
akan larangan berlayar saat badai menghantam.
Mataku masih menyalang mencari Bunda.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!