booth Heart of Spora menampilkan produk anyam-anyaman dari daun pandan yang dibuat oleh masyarakat desa binaan di Purwodadi. (foto: dok.pri)
Selama acara berlangsung, beberapa wirausahawan/wati turut memamerkan produk karya mereka dalam bentuk mini bazaar di masing-masing
booth. Mulai dari produk makanan dan minuman seperti kopi, yoghurt,
burger veggie, hingga ke produk kerajinan tangan seperti anyam-anyaman tas, dompet dari daun pandan. Ada juga booth perusahaan-perusahaan yang mempunyai misi pelestarian lingkungan dan
social values sharing atau berbagi nilai-nilai sosial itu tadi.
booth KopiKopi Jakarta menghadirkan biji-biji kopi terbaik produksi dalam negeri. (foto: dokpri)
Saya bertemu dengan Ibu
Alvita Purnomo pengusaha
KopiKopi Jakarta yang memproduksi biji kopi berkualitas dari pelosok negeri seperti Gorontalo, Toraja, Papua. Lalu ada mbak
Azalea Ayuningtyas, wanita lulusan Harvard yang rela banting stir meninggalkan 10 tahun karier sebagai konsultan di Amerika Serikat demi memberdayakan ibu-ibu hamil di NTT untuk menekuni kerajinan anyam-anyaman yang menghasilkan tas, dompet, keranjang, sandal dan sebagian besar dipasok ke hotel-hotel dan pasar ritel, dengan
brand nameÂ
Du'Anyam. Kerajinan serupa juga diproduksi oleh brand
Heart of Spora yang turut memamerkan produk anyam-anyaman daun pandan yang dibuat oleh masyarakat desa Kebumen.
booth Burgreen menghadirkan produk olahan makanan sehat bebas gluten, termasuk veggan burger. (foto: dok.pri)
Booth makanan organik melalui brand
Burgreen menampilkan produk makanan olahan berupa
veggie burger (yang sayangnya tidak bisa saya icip karena hanya untuk display ;p) dan beragam selai, camilan bebas gluten,
 smoothies buah-buahan dan sayuran serta berbagai selai kacang bebas gula.
booth Duanyam menampilkan produk kerajinan tangan yang dibuat oleh ibu-ibu hamil di NTT dan hasilnya dipasok ke hotel-hotel besar serta ritel. (foto: dok.pri)
Booth minuman menampilkan produk
home made yoghurt yang diolah langsung oleh para istri petani di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat di bawah bendera
Your Good Indonesia, dan manajemennya dikelola oleh anak-anak muda Bandung yang diketuai
Rizal Arafat.booth Your Good Indonesia menghadirkan home made yoghurt yang diolah langsung oleh istri-istri petani di Kabupaten Cianjur dan Bandung, Jawa Barat. (foto: dok.pri)
Sementara itu,
booth perusahaan-perusahaan yang saya temui antara lain ada
UsahaSosial.com, sebuah platform digital yang bertujuan menjadi penghubung antara para wirausahawan/wati sosial dengan para investor, inkubator dengan tujuan mengedukasi komunitas wirausaha sosial Indonesia dan mengembangkan ekosistem kewirausahaan sosial di Indonesia menjadi lebih solid.
Usahasosial.com ini dibentuk oleh
Yayasan Cinta Anak Bangsa dan
Boston Consulting Group yang mulai beroperasi sejak bulan Juni 2016 dengan jumlah database hingga saat ini sekitar 400 social entrepreneurship dan masih akan terus berkembang.
turut hadir juga booth UsahaSosial.com, sebuah platform online berisi database para social entrepreneur di Indonesia. (foto: dok.pri)
Ada juga
boothÂ
Unilever yang menghadirkan
PureIt, alat pemfilter air sehingga layak dan aman dikonsumsi, dan ternyata telah membantu UKM-UKM serta ibu-ibu yang mempunyai usaha rumahan kecil-kecilan seperti jualan gado-gado atau warung.
Unilever juga bekerjasama dengan BPR cabang Purwodadi dalam memfasilitasi kredit untuk pembuatan kamar mandi dan toilet yang layak di desa-desa sekitarnya, dan dengan
Koperasi Mitra Dhuafa (Komida)Â untuk pembiayaan alat rumah tangga dari Aceh hingga NTT melalui pemberdayaan para wanitanya.
PureIt dari Unilever turut membantu menyediakan kebutuhan air bersih di daerah pedalaman seperti Purwodadi. (foto: dok.pri)
Lalu, saya juga menyambangi
booth kewirausahaan sosial
Waste4Change yang mengurusi masalah sampah ibukota dengan memberikan solusi penyediaan tempat sampah terpilah dan mengedukasi masyarakat mengenai cara memilah sampah yang benar. Empat misi yang diemban yaitu
Consult, Campaign, Collect and Create (disingkat 4C) agar masyarakat yang tinggal di lokasi-lokasi dekat penampungan sampah dapat lebih bijak memilah dan mengumpulkan sampah yang dapat didaur ulang serta menyalurkannya ke industri terkait.
Wah, kunjungan saya kali ini benar-benar menambah wawasan dan banyak mendapatkan ilmu baru di luar dunia yang tidak pernah saya geluti sebelumnya. Saya jadi tahu bahwa anak-anak muda Indonesia sekarang masih banyak memiliki potensi terpendam untuk berkreasi, menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan layak disebarluaskan. Keep up on  the spirit of your creativity, young people! ***
Waste4Change mengedukasi masyarakat mengenai cara memilah sampah yang benar, juga hadir di ASEAN SE 2016. (foto: dok.pri)
Waste4Change mengedukasi masyarakat mengenai cara memilah sampah yang benar, juga hadir di ASEAN SE 2016. (foto: dok.pri)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya