Mohon tunggu...
Dina Mardiana
Dina Mardiana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan penerjemah, saat ini tinggal di Prancis untuk bekerja

Suka menulis dan nonton film, main piano dan biola

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kewirausahaan Sosial dalam Konsep ASEAN

16 November 2016   11:29 Diperbarui: 16 November 2016   12:04 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para finalis ASEAN Social Entrepreneurship 2016 mempresentasikan proyek kewirausahaan sosial mereka yang terbagi ke dalam tiga kelompok dari berbagai negara anggota ASEAN: TripAbility, Agrigator dan MapForGood. Gambar kanan bawah adalah masukan dan saran dari para audiens untuk setiap proyek. (foto: dok.pri)

booth Heart of Spora menampilkan produk anyam-anyaman dari daun pandan yang dibuat oleh masyarakat desa binaan di Purwodadi. (foto: dok.pri)
booth Heart of Spora menampilkan produk anyam-anyaman dari daun pandan yang dibuat oleh masyarakat desa binaan di Purwodadi. (foto: dok.pri)
Selama acara berlangsung, beberapa wirausahawan/wati turut memamerkan produk karya mereka dalam bentuk mini bazaar di masing-masing booth. Mulai dari produk makanan dan minuman seperti kopi, yoghurt, burger veggie, hingga ke produk kerajinan tangan seperti anyam-anyaman tas, dompet dari daun pandan. Ada juga booth perusahaan-perusahaan yang mempunyai misi pelestarian lingkungan dan social values sharing atau berbagi nilai-nilai sosial itu tadi.
booth KopiKopi Jakarta menghadirkan biji-biji kopi terbaik produksi dalam negeri. (foto: dokpri)
booth KopiKopi Jakarta menghadirkan biji-biji kopi terbaik produksi dalam negeri. (foto: dokpri)
Saya bertemu dengan Ibu Alvita Purnomo pengusaha KopiKopi Jakarta yang memproduksi biji kopi berkualitas dari pelosok negeri seperti Gorontalo, Toraja, Papua. Lalu ada mbak Azalea Ayuningtyas, wanita lulusan Harvard yang rela banting stir meninggalkan 10 tahun karier sebagai konsultan di Amerika Serikat demi memberdayakan ibu-ibu hamil di NTT untuk menekuni kerajinan anyam-anyaman yang menghasilkan tas, dompet, keranjang, sandal dan sebagian besar dipasok ke hotel-hotel dan pasar ritel, dengan brand name Du'Anyam. Kerajinan serupa juga diproduksi oleh brand Heart of Spora yang turut memamerkan produk anyam-anyaman daun pandan yang dibuat oleh masyarakat desa Kebumen.
booth Burgreen menghadirkan produk olahan makanan sehat bebas gluten, termasuk veggan burger. (foto: dok.pri)
booth Burgreen menghadirkan produk olahan makanan sehat bebas gluten, termasuk veggan burger. (foto: dok.pri)
Booth makanan organik melalui brand Burgreen menampilkan produk makanan olahan berupa veggie burger (yang sayangnya tidak bisa saya icip karena hanya untuk display ;p) dan beragam selai, camilan bebas gluten, smoothies buah-buahan dan sayuran serta berbagai selai kacang bebas gula.
booth Duanyam menampilkan produk kerajinan tangan yang dibuat oleh ibu-ibu hamil di NTT dan hasilnya dipasok ke hotel-hotel besar serta ritel. (foto: dok.pri)
booth Duanyam menampilkan produk kerajinan tangan yang dibuat oleh ibu-ibu hamil di NTT dan hasilnya dipasok ke hotel-hotel besar serta ritel. (foto: dok.pri)
Booth minuman menampilkan produk home made yoghurt yang diolah langsung oleh para istri petani di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat di bawah bendera Your Good Indonesia, dan manajemennya dikelola oleh anak-anak muda Bandung yang diketuai Rizal Arafat.
booth Your Good Indonesia menghadirkan home made yoghurt yang diolah langsung oleh istri-istri petani di Kabupaten Cianjur dan Bandung, Jawa Barat. (foto: dok.pri)
booth Your Good Indonesia menghadirkan home made yoghurt yang diolah langsung oleh istri-istri petani di Kabupaten Cianjur dan Bandung, Jawa Barat. (foto: dok.pri)
Sementara itu, booth perusahaan-perusahaan yang saya temui antara lain ada UsahaSosial.com, sebuah platform digital yang bertujuan menjadi penghubung antara para wirausahawan/wati sosial dengan para investor, inkubator dengan tujuan mengedukasi komunitas wirausaha sosial Indonesia dan mengembangkan ekosistem kewirausahaan sosial di Indonesia menjadi lebih solid. Usahasosial.com ini dibentuk oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa dan Boston Consulting Group yang mulai beroperasi sejak bulan Juni 2016 dengan jumlah database hingga saat ini sekitar 400 social entrepreneurship dan masih akan terus berkembang.
turut hadir juga booth UsahaSosial.com, sebuah platform online berisi database para social entrepreneur di Indonesia. (foto: dok.pri)
turut hadir juga booth UsahaSosial.com, sebuah platform online berisi database para social entrepreneur di Indonesia. (foto: dok.pri)
Ada juga booth Unilever yang menghadirkan PureIt, alat pemfilter air sehingga layak dan aman dikonsumsi, dan ternyata telah membantu UKM-UKM serta ibu-ibu yang mempunyai usaha rumahan kecil-kecilan seperti jualan gado-gado atau warung. Unilever juga bekerjasama dengan BPR cabang Purwodadi dalam memfasilitasi kredit untuk pembuatan kamar mandi dan toilet yang layak di desa-desa sekitarnya, dan dengan Koperasi Mitra Dhuafa (Komida) untuk pembiayaan alat rumah tangga dari Aceh hingga NTT melalui pemberdayaan para wanitanya.
PureIt dari Unilever turut membantu menyediakan kebutuhan air bersih di daerah pedalaman seperti Purwodadi. (foto: dok.pri)
PureIt dari Unilever turut membantu menyediakan kebutuhan air bersih di daerah pedalaman seperti Purwodadi. (foto: dok.pri)
Lalu, saya juga menyambangi booth kewirausahaan sosial Waste4Change yang mengurusi masalah sampah ibukota dengan memberikan solusi penyediaan tempat sampah terpilah dan mengedukasi masyarakat mengenai cara memilah sampah yang benar. Empat misi yang diemban yaitu Consult, Campaign, Collect and Create (disingkat 4C) agar masyarakat yang tinggal di lokasi-lokasi dekat penampungan sampah dapat lebih bijak memilah dan mengumpulkan sampah yang dapat didaur ulang serta menyalurkannya ke industri terkait.

Wah, kunjungan saya kali ini benar-benar menambah wawasan dan banyak mendapatkan ilmu baru di luar dunia yang tidak pernah saya geluti sebelumnya. Saya jadi tahu bahwa anak-anak muda Indonesia sekarang masih banyak memiliki potensi terpendam untuk berkreasi, menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan layak disebarluaskan. Keep up on  the spirit of your creativity, young people! ***

Waste4Change mengedukasi masyarakat mengenai cara memilah sampah yang benar, juga hadir di ASEAN SE 2016. (foto: dok.pri)
Waste4Change mengedukasi masyarakat mengenai cara memilah sampah yang benar, juga hadir di ASEAN SE 2016. (foto: dok.pri)
Waste4Change mengedukasi masyarakat mengenai cara memilah sampah yang benar, juga hadir di ASEAN SE 2016. (foto: dok.pri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun