Mohon tunggu...
Dina Friska Pakpahan
Dina Friska Pakpahan Mohon Tunggu... Administrasi - Guru

Smart, Smile, and Share Together

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice dan Rencana Tindak Lanjut

26 September 2022   19:38 Diperbarui: 26 September 2022   19:53 2135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Oemar Hamalik (2009) dalam bukunya Proses Belajar Mengajar menyatakan motivasi memiliki dua komponen, yaitu:

1. Komponen dalam (inner component) Komponen dalam adalah perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, dan ketegangan psikologis. Komponen dalam merupakan kebutuhan -- kebutuhan yang ingin dipuaskan.

2. Komponen Luar (Outner component) Apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya. Komponen luar merupakan tujuan yang hendak dicapai.

Menurut hasil wawancara dengan Dosen Pakar (Dr Okianna, M.Si), guru harus bekerja ekstra untuk mengatasi berbagai kendala yang dihadapi di dalam pembelajaran, penggunaan media atau strategi pembelajaran yang tepat yang harus dikembangkan oleh guru sesuai bidang pelajarannya.

 

Dari sini Penulis mengangkat masalah motivasi belajar Fisika anak yang kurang jika ditinjau dari faktor ekternal yaitu dari ketiga poin diatas, yakni Media pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik (pada umumnya menggunakan  papan tulis) , pemanfaatan model pembelajaran yang kurang maksimal dan tidak inovatif dan metode yang digunakan ceramah.

Dari poin di diatas, Penulis merasa perlu melakukan sesuatu yang urgen dengan  mengembangkan berbagai cara untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa yang rendah, salah satunya misalnya dengan pemilhan media pembelajaran yang menarik dan memasukkannya dalam model pembelajaran inovatif sesuai pembelajaran abad 21, misalnya model Project Based Learning, model Problem Based Learning atau model lain yang sesuai konten materi.

Model Pembelajaran Problem Based Learning sangat efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa alasannya adalah pada model ini, dituntut siswa untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pelajaran fisika dan siswa menemukan solusinya melalui eksperimen ataupun diskusi serta pengambilan data dari berbagai literasi. Dalam model PBL ini juga, siswa ditantang untuk berpikir kritis dalam mengolah dan menyajikan hasil dengan bahasa dan pemahamannya sendiri. Selain itu pada tahapan PBL kolaborasi guru dan Peserta didik terlihat jelas pada saat pendampingan mengolah hasil pemecahan masalah. Guru juga leluasa menggunakan media yang digunakan. Baik menggunakan HP ataupun media lain yang dipastikan siswa akan mudah menggunakannya melalui pendampingan guru.

Tanggung jawab dan peran guru sangat dituntut dalam proses pembelajaran ini, mulai merancang perangkat pembelajaran berupa media pembelajaran, pemilihan model, pembuatan bahan ajar, LKPD, rubrik penilaian, serta didalam pelaksanaannya guru harus tetap mengontrol kegiatan serta mengevaluasi keseluruhan proses kegiatan untuk melihat keefektifan penggunaan media dan model ini untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Tantangan : 

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun