Mengenalmu adalah sesuatu yang menyenangkan untuk saya. Pernah mengenalmu adalah sesuatu yang berharga dalam hidupku. Menjadi sangat berharga karena hadirmu telah  memberikan warna yang baru,rasa yang baru dalam hidupku. Bahkan hadirmu membawa pengetahuan yang baru bagiku  dan cara pandang atau pola pikir yang baru terhadap sesuatu.
Saya tak pernah mengharapkan sesuatu yang lebih darimu,Karena aku sadar dan tahu bahwa hadirmu bukan untuk memenuhi keinginanku pun kebutuhanku. Sebab Hadirmu bagiku adalah wujud Allah yang layak untuk kucintai,kukasihi bahkan kurawat dan kupelihara. Relasi yan pernah kita rajut berkisah tentang relasi cinta,empati dan solidaritas antar sesama. Perjumpaan kita menjadi sebuah panggilan untuk berbuat baik yakni saling membagikan rahmat Allah.
Aku tak pernah menyesal mengenalmu,pun menyesali perbuatan baik yang telah kulakukan padamu. Bahkan hingga pada saat ini aku masih berharap bahwa aku akan tetap memberikan yang terbaik untukmu. Bukan karena engkau hebat dan aku ingin mendapatkan sesuatu darimu melainkan karena aku dan kamu layak untuk dicintai dan layak untuk diperjuangkan.
Sebelum kesempatan ini berlalu,aku ingin memberimu satu bingkisan yang terbungkus rapi. Barangkali dalam sampul luarnya kamu akan menemukan sapaan kecil,senyuman, komentar mini ,bahkan kamu akan melihat diriku yang manja. Ketahuilah bahwa itu semua adalah versi terbaik dari diriku.Inilah yang kulakukan,sebelum apa yang engkau katakan berubah menjadi kenyataan. Yakni "Menyesal kemudian tiada berguna." Menyesal karena apa yang seharusnya kita perbuat, justru tidak kita perbuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H