Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Inilah Seragam Khas Kita di Dunia

16 Februari 2021   22:53 Diperbarui: 16 Februari 2021   23:24 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bukan pakaian atau penampilan, tapi rasa percaya diri yang tinggi merupakan pakaian terbaik untuk dirimu." 

Untuk melindungi tubuh dari sengatan panas, dingin, manusia butuh sandang alias pakaian. Namun, seiring berkembangnya zaman, pakaian tak hanya jadi pelindung tubuh, tapi juga jadi penunjuk strata sosial dan bagian dari fashion.

Tak sedikit orang yang merasakan hal tersebut sebagai bagian dari perkembangan masa kini. Tak hanya poin-poin di atas, bahkan ada penelitian psikologis yang menunjukkan bahwa pakaian dapat mencerminkan kepribadian seseorang.

Jadi, apa saja pakaian yang dipakai seseorang bisa menunjukkan kepribadiannya? Suatu hari dalam proses kegiatan belajar mengajar (luring) seorang anak berkata demikian" Suster bajunya kok itu-itu saja sih?" ," Suster kok nggak pernah pakai lipstik? Kan kalau mamaku pergi kerja selalu pakai lipstik, bedak terus ada parfumnya juga. Suster punya nggak ?

Untuk saya pertanyaan yang demikian sangatlah menggelitik. Saya hanya berusaha menjelaskannya kepada si anak,mengapa saya tidak seperti orang-orang lain atau mama mereka yang terlihat cantik sama sekali dan berbeda dengan saya. 

Saya menjelaskan kepada si anak bahwa saya adalah seorang suster,jadi pakaiannya bentuknya seperti ini saja. Baju suster ini namanya jubah dan bukan daster. Jadi ketika suster pakai jubah seperti ini, lalu pakai listik kan nggak cocok. 

Hmm..anak itupun mengganggukkan kepalanya dan bertanya lagi, "Terus kalau tidur suster pakai baju ini juga ? Saya jawab" Tidak nak,suster kalau tidur yah sama seperti kalian pake piyama.

Nah,itu baru pertanyaan dari anak kecil. Dalam suatu pertemuan seorang ibu pernah berkata demikian," Duhh,suster!Kalau saya bertemu suster kemudian berbicara dengan suster rasanya ademmm sekali,nyaman ! Tapi tak sedikit  juga orang yang anti dengan para kaum berjubah. Nah,kita kembali ke topik. Pakaian apa saja yang dipakai seseorang untuk menunjukkan kepribadiannya?

Bagi mereka yang Mengenakan pakaian rapi dan bermerk akan tampil elegan dibanding mereka yang kurang memperhatikan penampilannya. Adalah suatu kebiasaan bagi kita bahwa tampang atau penampilan adalah langkah awal untuk mengenal seseorang. Dan ini sering membuat kita tertipu oleh kulit luarnya. 

Orang yang bijaksana dan percaya diri akan menampilkan dirinya apa adanya. Tapi mereka yang memiliki arogansi yang tinggi akan selalu menjaga wibawa. Bukan hanya itu dari cara berpakaian kita juga akan mudah mengenali karakter seseorang  Benarkah demikian ? Tentu saja tapi itu hanyalah bagian luarnya saja. Mari kita lihat seragam khas kita didunia. Bukan soal pakaian atau pernak pernik yang dikenakan setiap hari melainkan inner beauty.

Setiap hari kita diutus untuk menikmati kehadiran orang, tempat, situasi dan tantangan hidup. Tak bisa dipungkiri bahwa ada saat bagi kita merasa tergoda atau tertarik dengan situasi yang ada. Ingin menikmati kebahagiaan seperti yang dialami oleh orang lain.  Tergoda untuk meneguk kebahagiaan itu adalah  hal yang wajar dan manusiawi. Dicekal oleh rasa kesepian dan kemalangan juga situasi yang tidak dapat dielakkan. Pengalaman kecil ini mau mengatakan bahwa hidup kita itu hanya ada dua gendangnya yakni antara bahagia dan susah,untung dan malang, kaya dan miskin,keras dan lembut.

Kebahagian maupun kamalangan itu seperti 'seragam harian' kita didunia. Inilah seragam khas yang kita kenakan setiap  harinya  yang  nyaris tak pernah diganti, dicuci atau dipinjamkan ke orang lain. Inilah baju khas dunia.  Dan Masing-masing dari kita memilikinya. Namun ,bagaimanapun juga dunia memiliki potensi tersendiri untuk menjadi baik dan buruk, dan hidup kita biasanya merupakan campuran dari keduanya atau salah satu dari kedua hal tersebut.

Kita tidak sedang berusaha untuk mencari kebahagiaan yang semu akan tetapi kita perlu menemukan makna dalam hidup kita dan  menemukan kebahagiaan abadi yang berseri-seri. Sebab Itu akan lebih menyenangkan dan membahagiakan hidup. Akan tetapi untuk sebagian orang hal ini sangat tidak realistis karena kesengsaraan, kemalangan, kegagalan dan kekecewaan yang dialami.

Saya yakin bahwa kita semua berjuang untuk  melawan pembunuh kebahagiaan sejati dengan cara kita masing-masing. Pembunuh kebahagiaan sejati itu di antaranya adalah Ketika kita tidak bersyukur, ketika  kita kecewa. Ketika kita tidak percaya diri, kita mulai ragu. Jika kita tidak memiliki keyakinan, pesimis mulai menyerang kita. Ketika  kita tidak memiliki kepercayaan, kita mulai bersikap sinis. Pun ketika  kita tidak memiliki rasa hormat, kita mulai menghina orang. Dan akhirnya ketika kita tidak memiliki daya pengampunan, maka hidup ini akan  terasa pahit dan berat. 

Hmm.. ternyata menemukan makna dalam hidup itu tidak gampang. Kita mesti membutuhkan waktu yang panjang dan menguras tenaga. Dunia menjanjikan banyak hal kepada kita - kemakmuran, romansa, ketenaran, pengakuan dan kita semua ingin mencoba semuanya. Tapi baiklah kita selalu mengingat harta warisan yang kita terima dari Allah yakni kerendahan hati dan senantiasa memupuk rasa saling.

Hidup adalah hadiah yang selalu layak dirayakan. Pelajaran ini menunjukkan bagaimana kita dapat membuat segalanya menjadi lebih baik, tidak peduli seberapa keras keadaan kita. Ini adalah harta terbesar dalam hidup kita selain cinta dan harapan. Kita tidak dapat membatalkan masa lalu, tetapi kita dapat memilih cara menanggapinya. 

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun