Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Inilah Seragam Khas Kita di Dunia

16 Februari 2021   22:53 Diperbarui: 16 Februari 2021   23:24 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap hari kita diutus untuk menikmati kehadiran orang, tempat, situasi dan tantangan hidup. Tak bisa dipungkiri bahwa ada saat bagi kita merasa tergoda atau tertarik dengan situasi yang ada. Ingin menikmati kebahagiaan seperti yang dialami oleh orang lain.  Tergoda untuk meneguk kebahagiaan itu adalah  hal yang wajar dan manusiawi. Dicekal oleh rasa kesepian dan kemalangan juga situasi yang tidak dapat dielakkan. Pengalaman kecil ini mau mengatakan bahwa hidup kita itu hanya ada dua gendangnya yakni antara bahagia dan susah,untung dan malang, kaya dan miskin,keras dan lembut.

Kebahagian maupun kamalangan itu seperti 'seragam harian' kita didunia. Inilah seragam khas yang kita kenakan setiap  harinya  yang  nyaris tak pernah diganti, dicuci atau dipinjamkan ke orang lain. Inilah baju khas dunia.  Dan Masing-masing dari kita memilikinya. Namun ,bagaimanapun juga dunia memiliki potensi tersendiri untuk menjadi baik dan buruk, dan hidup kita biasanya merupakan campuran dari keduanya atau salah satu dari kedua hal tersebut.

Kita tidak sedang berusaha untuk mencari kebahagiaan yang semu akan tetapi kita perlu menemukan makna dalam hidup kita dan  menemukan kebahagiaan abadi yang berseri-seri. Sebab Itu akan lebih menyenangkan dan membahagiakan hidup. Akan tetapi untuk sebagian orang hal ini sangat tidak realistis karena kesengsaraan, kemalangan, kegagalan dan kekecewaan yang dialami.

Saya yakin bahwa kita semua berjuang untuk  melawan pembunuh kebahagiaan sejati dengan cara kita masing-masing. Pembunuh kebahagiaan sejati itu di antaranya adalah Ketika kita tidak bersyukur, ketika  kita kecewa. Ketika kita tidak percaya diri, kita mulai ragu. Jika kita tidak memiliki keyakinan, pesimis mulai menyerang kita. Ketika  kita tidak memiliki kepercayaan, kita mulai bersikap sinis. Pun ketika  kita tidak memiliki rasa hormat, kita mulai menghina orang. Dan akhirnya ketika kita tidak memiliki daya pengampunan, maka hidup ini akan  terasa pahit dan berat. 

Hmm.. ternyata menemukan makna dalam hidup itu tidak gampang. Kita mesti membutuhkan waktu yang panjang dan menguras tenaga. Dunia menjanjikan banyak hal kepada kita - kemakmuran, romansa, ketenaran, pengakuan dan kita semua ingin mencoba semuanya. Tapi baiklah kita selalu mengingat harta warisan yang kita terima dari Allah yakni kerendahan hati dan senantiasa memupuk rasa saling.

Hidup adalah hadiah yang selalu layak dirayakan. Pelajaran ini menunjukkan bagaimana kita dapat membuat segalanya menjadi lebih baik, tidak peduli seberapa keras keadaan kita. Ini adalah harta terbesar dalam hidup kita selain cinta dan harapan. Kita tidak dapat membatalkan masa lalu, tetapi kita dapat memilih cara menanggapinya. 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun