Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Menanti-Mu

21 Desember 2020   22:12 Diperbarui: 21 Desember 2020   22:36 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menanti-Mu

Wahai kau bunga yang tidak pernah layu

Sekalipun tertutup embun dan hamparan debu

Sekalipun tertimpa badai dan kehancuran semesta

Keindahanmu tiada pernah sirna

Aku menanti-Mu

Sumber air yang tak pernah mengering

Yang membuat sungai-sungai memancar diatas bukit dan tebing

Engkaulah mata air yang membual ditengah padang pasir

Tempat orang-orang miskin dan dahaga mencari air

Aku menanti-Mu

Tuk dapat kekuatan baru

Saat berlari dan menerjang samudera aku tidak menjadi lesu

Agar aku dapat terbang tinggi dengan kekuatan sayap

Tidak sampai jatuh lagi hingga meratap

Aku menanti-Mu

Tuk menjawab sejuta pertanyaan yang sedang membahana

Karena kaum kerabatku edang sesak dan lunglai dimana-mana

Yang tak menemukan jawaban pun diujung dunia

Walau bertanya pada penguasa pun pada pertapa

Aku menanti-Mu

Walau mataku mulai redup ditengah cahaya benderang

Saat kalbu hanya terdiam merindu datangnya bintang

Aku akan tetap merindu Kau datang

Medan'21 Des 20

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun